TEMPO.CO, Jakarta – Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Syafruddin menyampaikan bahwa Kepolisian masih mendalami dugaan motif politis di balik peristiwa penembakan dua orang di Peunaron, Aceh Timur, pada 5 Maret 2017. Sejauh ini, penembakan tersebut masih diduga berkaitan dengan kekalahan salah satu calon di pilkada Aceh 2017.
”Motif jelasnya apa, hal itu masih dikembangkan. Belum ada (hasilnya),” ujar Syafruddin saat dicegat awak media di Thailand, Rabu, 22 Maret 2017.
Baca juga:
Pelaku Penembakan Aceh Timur Dibekuk, Motifnya ...
Sebagaimana telah diberitakan, dua orang bernama Juman dan Misno menderita luka-luka setelah diserang oleh empat orang yang diketahui bernama Gustiranda alias Agus, Jais, Aiyub alias Cangguk, serta Zulkifli alias Nato pada awal Maret lalu. Keenamnya adalah tim sukses dari dua partai yang tengah berseteru dalam pilkada Aceh 2017.
Adapun motif penyerangan tersebut, sejauh ini, adalah Gustiranda cs kesal atas kekalahan jagoan mereka, yaitu Partai Aceh, dalam pilkada Aceh 2017. Ia kemudian meminta Cangguk mengumpulkan orang untuk menyerang Juman dan Misno menggunakan senapan M16.
Dua pekan setelah penyerangan yang menyebabkan Juman terluka di leher tersebut, Polda Aceh berhasil menangkap Gustiranda dan Jais. Sedangkan Cangguk dan Nato berhasil kabur dan sekarang berstatus buron.
Syafruddin menambahkan, peristiwa penyerangan itu tidak menandakan Aceh dalam situasi berbahaya seusai pilkada. Sebaliknya, kata dia, situasi di Aceh sejauh ini masih kondusif. “Saya rasa ini kasus penembakan biasa,” ujar Syafruddin mengakhiri.
ISTMAN MP