TEMPO.CO, Jakarta – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Sulawesi Tenggara menerima seekor buaya sepanjang 4,35 meter dengan lingkar perut 80 sentimeter dari penduduk Kelurahan Lalolara, Kecamatan Kambu, Kendari. Buaya itu adalah hasil tangkapan Nuzul, 20 tahun, penduduk setempat, dari Kali Wanggu, Jalan Perintis, pada Ahad petang, 19 Maret 2017.
”Kami akan melepasnya nanti,” kata juru bicara BKSDA Provinsi Sulawesi Tenggara, Prihanto, di kantornya, Senin, 20 Maret 2017. Buaya akan dilepas di rawa yang jauh dari permukiman warga.
Baca:
Belasan Satwa Disita dari Tempat Wisata di Bandung
Perlindungan Satwa, ProFauna Pantau Wisata Bersatwa ...
Buaya betina ini muncul setiap hari. Nuzul bersama tujuh kawannya memasang perangkap sejak Ahad siang, 19 Maret 2017. Nuzul dan orang-orang di kampung itu biasa memberi makan buaya tersebut. Caranya, memanggilnya dengan memukul-mukul air menggunakan kayu hingga buaya naik ke permukaan kali. “Baru kemudian kami lemparkan makanannya,” kata Nuzul di kantor BKSDA.
Tapi kemarin, Nuzul cs memanggil buaya berusia 15 tahun itu setelah memasang perangkap. Perangkap buaya itu dari tali jemuran yang dipasang di permukaan kali. Nuzul dan teman-temannya lalu memanggil buaya seperti biasa, yakni memukul-mukul air. “Kami tangkap karena kami takut memakan korban,” ujar Nuzul. Anak-anak memang senang bermain di Kali Wanggu.
Baca juga:
Diperiksa Kasus Pungli, Wali Kota Samarinda Semprot Pejabatnya
Polisi Limpahkan Berkas Pembobol BTN
Meski telah tiap hari muncul, buaya yang telah diamankan BKSDA Sultra itu menarik perhatian penduduk. Buaya muara ini pun menjadi tontonan warga yang penasaran.
Dari laporan penduduk, kata Prihanto, di Kali Wanggu masih ada tiga ekor buaya yang ukurannya lebih besar dibanding yang ditangkap itu. “Warga harus berhati-hati saat berada di kali.”
ROSNIAWANTY FIKRI