TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah tokoh lintas agama akan berkampanye mengenai keislaman ke Eropa dan Amerika Serikat. Presiden Institut Leimena Jakob Tobing mengatakan tujuan kunjungan ke sejumlah negara adalah mengenalkan praktek ajaran Islam di Indonesia.
"Kami ingin mengenalkan bagaimana kerukunan umat beragama (di Indonesia) dijaga," kata Jakob setelah bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Jakarta, Jumat, 17 Maret 2017. Beberapa negara yang akan dikunjungi adalah Jerman, Inggris, Belanda, dan Amerika Serikat.
Baca: Terima Ulama Zakir Naik, Kalla Tak Khawatir Dinilai Negatif
Rencananya, kampanye akan dimulai dari akhir Maret sampai Mei 2017. Tokoh yang akan berangkat di antaranya Jakob, Amin Abdullah, Alwi Sihab, dan Ahmad Syafi'i Ma'arif. Namun, karena faktor kesehatan, ucap Jakob, Syafi'i dijadwalkan tidak ikut bergabung.
Menurut Jacob, banyak kalangan memandang Islam identik dengan kawasan Timur Tengah. Padahal, bila melihat jumlah pemeluk, Indonesia menempati peringkat teratas. Di balik kemajemukan yang dimiliki, ucap dia, praktek ajaran Islam di Indonesia bisa dibilang berjalan mulus bila dibanding negara lain. Hal inilah yang melatarbelakangi kunjungan tokoh lintas agama ke negara di Eropa dan Amerika Serikat.
Baca juga:
Sidang E-KTP, Saksi Bilang Irman Sering Minta Uang ke Andi
Sidang E-KTP, Saksi: Irman Dikejar-kejar Anggota Komisi II DPR
Amin Abdullah, pengajar di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, menilai ada banyak komunitas luar negeri yang penasaran dengan praktek Islam di Indonesia. Menurut mereka, tutur Amin, muslim Indonesia moderat. "Mereka ingin tahu ceritanya," katanya. Jusuf Kalla, ucap Amin, mengatakan praktek Islam moderat sudah dilakukan dalam keseharian.
Ia menyebutkan kampanye tentang Islam ke Eropa dan Amerika akan digelar dalam bentuk dialog. Komunitas yang akan ditemui pun beragam, mulai akademikus, agamawan, hingga politikus. "Target pertemuannya adalah saling memahami dan mereka lebih tahu tentang Indonesia," ujar Amin.
ADITYA BUDIMAN