INFO PURWAKARTA - Aksi heroik perjalanan "Manusia Gerobak" Abdul Gani, 47 tahun, bersama isteri Nurhayati, 33 tahun, dan empat anaknya dari Lampung Selatan ke Kembangan, Surabaya, terhenti di Purwakarta, Jawa Barat. Gerobak berukuran 1X2 meter dengan alat peneduh plastik yang didorong Gani tersebut dihentikan Camat Purwakarta Yudhi Hediana dan Kabid Trantibum Satpol PP Aulia Pamungkas, ketika sampai di pos pemadam kebakaran Kota Purwakarta, sekitar jam 22.00, Jumat (10/3).
Aksi penghentian laju manusia gerobak ini merupakan mandat khusus Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi ke Yudi dan Aulia. Kang Dedi, sapaan akrab Bupati, meminta agar keluarga manusia gerobak itu diinapkan di hotel. “Karena sudah malam, kecapaian setelah menempuh perjalanan jauh," ujar Yudhi.
Gani, Nurhayati dan empat anaknya yakni Dani, 8 tahun, Fita, 5 tahun, Andi, 4 th dan Udin, si bungsu baru berusia 10 bulan, menginap di sebuah hotel di depan Taman Air Mancur Sri Baduga. Sabtu pagi tadi, mereka diundang Kang Dedi ke rumah dinas bupati.
"Alhamdulilah, tidurnya nyenyak dan enak," kata Gani kepada sejumlah pewarta. Maklum, dia beserta keluarga telah menempuh perjalanan berjarak ratusan kilometer antara Lampung-Purwakarta selama 20 hari 20 malam. Gani juga mengaku baru kali pertama seumur hidupnya menginap di hotel.
Selama puluhan hari di perjalanan, Gani dan keluarganya beritirahat dan menginap di masjid yang dilewati. "Kalau soal makan nggak kekurangan. Banyak yang bantu," ujarnya. Ia mengungkapkan, selepas Jakarta, mengambil rute perjalanan melalui Bogor-Cianjur-Padalarang-Purwakarta. "Kadang-kadang, kami bersama gerobak juga naik truk. Syukurlah kondisi anak-anak juga sehat."
Aksi nekad Gani naik gerobak ke Surabaya karena masalah keuangan. Setelah bekerja selama 18 bulan sebagai tukang bakar arang kelapa, dia hanya mengantongi uang tunai Rp 870 ribu. Dari dana itu, Rp 650 ribu dibelikan roda gerobak. "Kami niat pulang kampung karena ilmu membuat arang kelapa sudah saya kuasai. Dan kami berniat mengembangkannya di Surabaya," tutur warga Kelurahan Ujung Perak, Pandan, Surabaya itu. Dengan berusaha mandiri, Gani berharap, kelak, bisa jadi "juragan arang" di Surabaya.
Untuk modal usaha, Gani mendapatkan bantuan langsung dari Bupati Dedi, sebesar Rp 5 juta. "Jadikan modal usaha, dan, sisanya pakai biaya sekolah anak-anak ya," ujar Kang Dedi.
Sambil menangis sesenggukan, Gani pun meneguhkan tekadnya untuk mewujudkan usahanya. "Alhamdulillah, modal dari Pak Dedi sudah lebih dari cukup," ucapnya. Ia mengaku sudah lama mengenal Kang Dedi lewat berbagai acara di televisi.
Dedi mengaku mendapatkan informasi ihwal adanya manusia gerobak tersebut dari SMS Center yang terkoneksi ke telpon pintarnya dari seorang warga. Pertama, Jumat siang, 9 Maret 2017 ketika Gani masih mendorong gerobalnya di kawasan Darangdan. Lalu, malam harinya, ketika dirinya sedang di acara talkshow sebuah televisi swasta, ada SMS lagi yang menyebutkan posisi Gani sudah berada di Jalan Raya Maracang.
Sore ini, Gani dan keuarganya pulang ke Surabaya naik bis eksekutif. "Cukup naik bis saja Pak Dedi," ujarnya setelah ditawari naik pesawat dan kereta api. Dan, gerobak bersejarah keluarnga Gani pun "dimuseumkan" di kantor Satpol PP Purwakarta.(*).