TEMPO.CO, Mataram - Sri Rabitah, 25 tahun, tenaga kerja wanita asal Kabupaten Lombok Utara, harus dirujuk ke Rumah Sakit Sanglah, Denpasar, Bali, karena diduga ususnya mengalami kebocoran pada Kamis, 9 Maret 2017, sekitar pukul 20.00 Wita.
Sri Rabitah, pada Kamis, 2 Maret 2017, menjalani operasi di Rumah Sakit Bio Medika Mataram untuk mengeluarkan selang di dalam perutnya, yang dipasang tanpa diketahuinya, tiga tahun lalu. Waktu itu, pada 2014, ia bekerja sebagai tenaga kerja Indonesia di Doha, Qatar.
Baca: Ginjal Disebut Utuh, TKW Sri Rabitah Akan Diperiksa Ulang
Koordinator Advokasi Yayasan Panca Karsa, Baiq Halwati, yang ikut melakukan pendampingan, mengatakan Sri Rabitah harus dirujuk ke RS Sanglah untuk mendapatkan penanganan konsultan yang menguasai masalah kebocoran ususnya. “Kebocoran ususnya hanya bisa ditangani dokter konsul khusus di sana,” kata Baiq kepada Tempo, Kamis malam.
Infografik: Berdagang Orang ke Malaysia
Rujukan itu juga dibantu oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Utara yang memiliki kerja sama dengan RS Sanglah.
Sebelumnya, Ketua Dewan Pengawas Yayasan Panca Karsa Endang Susilowati mengatakan operasi pertama di RS Bio Medika berbiaya Rp 32 juta memperoleh keringanan dari RS Bio Medika menjadi hanya Rp 21 juta. Namun biaya baru dibayar sekitar Rp 12 juta sehingga masih tersisa tanggungan pembayaran Rp 9 juta.
Investigasi: Jaringan 'Mafia' Penjual Manusia
Kemudian, sehari setelah keluar dari RS Bio Medika, pada Ahad sore, 5 Maret 2017, dan diinapkan semalam di panti sosial milik Dinas Sosial Nusa Tenggara Barat, Sri Rabitah masuk kembali ke RS Bio Medika pada Senin sore, 6 Maret 2017. “Pemerintah kabupaten akan menanggung biaya perawatan selanjutnya,” ujar Endang.
Baca: Selang Hitam di Perut TKI Sri Rabitah Sudah Diangkat
Sri Rabitah baru mengalami kesakitan sejak awal Februari 2017. Setelah menjalani foto scan, diketahui ada selang sepanjang sekitar 40 sentimeter di dalam perutnya. Secara medis, semestinya pemasangan selang pasca-operasi hanya berlaku sebulan. “Saya tidak tahu kalau ada selang di perut saya,” ucap Sri Rabitah saat itu.
Ia mengaku menjalani operasi di Doha, Qatar, tanpa diketahui penyebabnya. Sewaktu baru bekerja di rumah keluarga Madam Gada, ia dibawa ke rumah sakit setempat dan menjalani operasi. Setelah itu ia dipulangkan paksa sampai Surabaya, kemudian dibantu polisi di Surabaya sehingga bisa dipulangkan ke Lombok.
SUPRIYANTHO KHAFID
Video Terkait:
Investigasi Majalah Tempo: Perdagangan Manusia ke Malaysia
Korban Perdagangan Manusia, 8 TKI Brebes Diselundupkan Lewat Laut