TEMPO.CO, Makassar - Kepolisian Resor Maros masih menyelidiki penyebab terjadinya ledakan tabung Pertamina di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Patung Kuda, Kecamatan Turikale, Kabupaten Maros, Selasa, 7 Maret 2017, pukul 19.45 Wita. Peristiwa itu menelan delapan korban, dua di antaranya, Abdul Razak dan Andi Makkulau, mengalami kondisi gawat.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Maros Ajun Komisaris Polisi Jufri Natsir mengungkapkan pihaknya telah menyita rekaman kamera pemantau (CCTV), lampu sorot yang digunakan pekerja dalam penampungan, kipas angin yang berada di atas penampungan, dan satu dinamo air. "Olah tempat kejadian perkara sudah dilakukan Rabu pagi sekitar pukul 09.30 Wita," ucap Jufri, Rabu, 8 Maret.
Baca juga: Diduga Terlibat E-KTP, Setya Novanto: Saya Cukup Berdoa Saja
Polisi juga telah memeriksa pemilik SPBU Maros, Troy Rahim. Namun, dia melanjutkan, hingga kini belum diketahui penyebab ledakan tersebut. Kendati demikian, Jufri menjelaskan, saat kejadian itu, delapan orang pekerja memang sedang bekerja. Namun hanya satu orang yang ada di dalam bungker atau penampungan, yakni Abdul. Sedangkan pekerja lain melakukan pembersihan di sekitar bungker.
Jufri melanjutkan, Abdul sudah hampir naik ke pinggir bungker dengan tangga. Namun diduga karena ada gesekan pada tabung yang dia panggul, muncul percikan api sehingga terjadi ledakan.
Tiga orang lain, yakni Makkulau, Jamaluddin, dan Riko Tendean, ikut menjadi korban lantaran terkena semburan api yang keluar dari dalam penampungan hingga mereka terlempar. Pekerja lain yang berdiri tidak jauh dari penampungan juga ikut terlempar.
Beruntung ledakannya tidak meluas hingga ke arah dispenser bahan bakar. "Tapi membuat panik pengunjung yang sedang berada di area SPBU. Mereka langsung lari menyelamatkan diri," tutur Jufri.
Baca juga: Guyonan Turis Arab Saudi Hebohkan Bandara Ngurah Rai
Tim Gabungan Laboratorium Forensik (Labfor) Mabes Polri Cabang Makassar, Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan juga turut ikut olah TKP. Tim forensik yang turun sebanyak lima orang dan dibantu tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System atau Inafis Polda Sulawesi Selatan.
Direktur Kriminal Umum Polda Sulawesi Selatan Komisaris Besar Erwin Zadma mengatakan masih menunggu hasil olah TKP tim Labfor. Sebab, ia juga belum mengetahui penyebab ledakan secara pasti. "Kami tunggu saja hasil Labfor karena setiap ledakan memang pasti ada percikan api," tutur Erwin.
Saat ini, empat korban ledakan dirujuk ke Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar, sementara dua korban, Sunardi, 18 tahun, dan Suardi (22), masih dirawat di Rumah Sakit Salewangan Maros. Sedangkan dua korban, Rizal (19) dan Firman (20) sudah mendapat izin pulang setelah dirawat di Rumah Sakit Salewangan Maros.
Baca juga: DPRD Persoalkan MRT, Ahok: Mau Bangun Jakarta atau Ngerjain Gua?
Di tempat terpisah, Area Manager Communication and Relation Pertamina Marketing Operation Region VII Sulawesi Hermansyah Nasroen mengatakan, saat ini, SPBU di Maros ditutup untuk proses pemeriksaan. Menurut dia, penutupan itu berlangsung hingga pemeriksaan selesai. Untuk dibuka kembali akan ada proses inspeksi terkait dengan akibat yang ditimbulkan kejadian itu.
"Kan terjadi ledakan, kami perlu lihat akibat ledakan itu terhadap tangki. Misalnya, apakah ada retakan (dan) kondisi pipa seperti apa agar bila beroperasi lagi, tidak menimbulkan masalah," tutur Hermansyah.
Ia juga belum memastikan sampai kapan penutupan SPBU di Maros tersebut. Hermansyah meminta masyarakat membeli bahan bakar minyak di SPBU lain.
DIDIT HARIYADI