INFO NASIONAL - Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menghadiahi paket umrah kepada Epon, gurunya sewaktu masih belajar di SD Cikondang, Desa Sukasari, Kecamatan Dawuan, Subang.
Pertemuan Kang Dedi, sapaan akrab bupati, dengan Epon yang hampir pensiun itu terjadi secara tidak disengaja di acara Pengajian Akbar PGRI Subang, yang menghadirkan duet Kang Dedi dengan dai kondang Jujun Junaedi, Selasa petang, 7 Maret 2017.
Saat memasuki sesi tanya jawab, Dedi tiba-tiba memanggil seorang guru berpakaian seragam PGRI dan mengenakan kerudung hitam. “Coba tolong, ibu yang berkerudung hitam yang terus menunduk, naik ke podium dan menjawab pertanyaan dari saya,” ujarnya.
Saat sudah berada di atas panggung, Dedi langsung mengenalnya. “Ini mah Bu Epon, guru saya di SD yang tadi saya sebut-sebut terus,” ucapnya seraya menyalami Epon.
Dedi pun mengurungkan niatnya yang semula akan mengajukan pertanyaan kepada Epon. “Saya enggak mau kasih pertanyaan, takut kualat,” katanya.
Tanpa menjawab pertanyaan, Epon langsung dinyatakan mendapatkan hadiah umrah. “Saya hadiahkan umrah buat guru saya ini,” ujar Dedi.
Epon sangat terharu saat menerima hadiah dari muridnya yang kini sudah menjadi bupati itu. “Saya sangat terharu dan terhormat menerima hadiah umrah ini dari murid,” tuturnya.
Epon mengenal sosok Dedi sejak kecil sebagai anak yang ulet dan memiliki pendirian keras.
Selain kepada Epon, Dedi memberikan hadiah paket umrah kepada seorang guru honorer yang paling lama pengabdiannya. “Tolong Pak Kadisdikbud Subang, carikan orangnya,” ujarnya.
Sementara satu hadiah paket umrah lainnya diberikan dengan cara undian, yang didapatkan Eti Uaningsih, guru bahasa Indonesia di SMPN 4 Subang. “Sama sekali enggak ada dalam impian saya kalau mau menang hadiah umrah dari Kang Dedi,” tuturnya.
Paket umrah tambahan diberikan pelaksana tugas Bupati Subang, Imas Aryumningsih, kepada seorang guru lainnya melalui undian. “Selamat, Anda semua memperoleh anugerah dari Allah,” katanya.
Dalam kesempatan ituKang Dedi mengungkapkan sikap ketidaksetujuannya ihwal pemberlakuan pembelajaran calistung (baca, tulis, dan menghitung) kepada anak TK, apalagi PAUD. “Anak-anak seusia itu cukup diberikan pendidikan bermain dan bernyanyi saja,” ucapnya. (*)