TEMPO.CO, Tegal - Proyek pembangunan jalan layang di ruas Tegal dan Brebes terus dikebut. Pengerjaan dilakukan siang dan malam agar dapat mencapai target dan bisa difungsikan pada mudik Lebaran 2017. Meskipun proyek tersebut saat ini masih terkendala pembebasan lahan.
Asisten Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Jalan Wilayah 1 Bina Marga M. Helmi mengatakan, saat ini, ada dua titik yang semua lahan belum terbebas. Yaitu di titik Karanganyar, Prupuk, Tegal, dan Kretek, Kecamatan Paguyangan, Brebes. Jika ditotal, di dua titik tersebut ada seratus lebih bidang lahan yang terdampak dan belum dibebaskan.
Helmi merinci, di Kretek, ada 78 bidang tanah dan bangunan yang belum bebas. Lokasinya di sisi utara dan selatan perlintasan kereta api. Warga dan panitia pembebasan lahan belum sepakat soal harga tanah. Menurut Helmi, saat ini, pihaknya bersama Badan Pertanahan Nasional (BPN) masih memetakan bidang di titik tersebut untuk menemukan appraisal atau penilaian harga tanah.
Baca: Perpres dan Inpres Dipersiapkan untuk Perkuat BPOM
“Peta bidangnya belum jadi semua. Appraisal-nya nanti dibuka kalau sudah ada musyawarah. Menurut informasi, warga meminta Rp 6-8 juta,” kata dia kepada Tempo, Selasa, 7 Maret 2017. Pihaknya berjanji penilaian harga tanah tidak akan merugikan warga.
Helmi menjelaskan, meskipun semua lahan yang terdampak belum dibebaskan, proyek yang ditargetkan selesai H-10 lebaran itu terus berjalan. Bahkan, saat ini ada beberapa rumah yang sudah dibongkar meski tanah dan bangunan tersebut belum dibebaskan. “Kami sudah ada komitmen dengan warga bahwa apa pun, yang jelas, pemerintah tidak akan merugikan. Misalnya, di Klonengan, harganya Rp 150 juta dibayar Rp 550 juta,” kata dia.
Adapun di Karanganyar, ada 57 bidang lahan yang terdiri atas tanah dan bangunan terkena dampak pembangunan jalan layang. Di sana, warga dan panitia pembebasan lahan juga belum sepakat soal harga lahan. “Kami masih menghitung ulang peta bidang,” kata Helmi.
Baca: Kemlu Tunggu Pemeriksaan WNI Terduga Teroris di Malaysia
Sementara itu, warga Karanganyar, Aminudin, 50 tahun, mengatakan, terakhir mengikuti pertemuan dengan pihak panitia pembebasan lahan pada pertengahan Desember 2016. Sejak saat itu, dia dan warga lain belum diajak rembukan lagi soal harga tanah. Saat itu, warga minta harga tanah dan bangunan diganti Rp 4 juta per meter persegi. “Intinya, kami minta agar bisa buat beli tanah dan bangunan yang sama,” kata dia.
Proyek dengan total anggaran senilai Rp 250 miliar tersebut untuk mengurangi kemacetan saat musim mudik Lebaran yang kerap mendera kawasan itu. Karena itu, proyek yang bersumber dari dana APBN ini ditargetkan selesai sebelum Lebaran tahun ini. Selain di Karanganyar dan Kretek, pembangunan jalan layang akan dilajukan di perlintasan kereta api Dermoleng, Brebes, dan di Klonengan, Prupuk, Kabupaten Tegal.
MUHAMMAD IRSYAM FAIZ
Video Terkait: Rumah Mewah di Tengah Tol Brebes-Pemalang Akhirnya Dibongkar