Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Yayasan Scorpion: 90% Kebun Binatang Tak Sejahterakan Satwa

image-gnews
Jumpa Media dengan tajuk
Jumpa Media dengan tajuk "Hari Hidupan Sedunia dan Urgensi Revisi UU Konservasi No. 5/ 1990". Foto: Mida Siragih
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Yayasan Scorpion mencatat lebih dari 90 persen kebun binatang di Indonesia tidak mampu memenuhi standar kesejahteraan satwa di dalamnya. Lembaga ini mendata atraksi keliling kampung dengan dalih pendidikan, ternyata menyiksa binatang.

“Hidupan liar di lembaga konservasi membutuhkan lebih dari sekadar makanan. Mereka harus diberikan peluang untuk berperilaku alami; terbebas dari rasa stres dan tertekan; bebas dari rasa sakit, luka, dan penyakit; bebas dari rasa tidak nyaman; serta bebas dari rasa lapar dan haus," kata Marison Guciano dari Yayasan Scorpion Indonesia pada Selasa, 7 Maret 2017.

Baca juga: Baru Terungkap, Gajah Liar Hanya Tidur 3 Jam Sehari

Pernyataan Marison disampaikan dalam konferensi pers memperingati Hari Hidupan Liar Sedunia 2017 di Jakarta. Turut hadir menjadi pembicara dalam acara itu Program Manager Wildlife Trade-Wildlife Conservation Society Indonesia Program (WCS-IP) Dwi Nugroho Adhiasto dan Pramita Indrarini dari perkumpulan Tambora Muda.

Tahun lalu, Yayasan Scorpion mengunggah video beruang madu di kebun binatang Bandung yang meminta makanan kepada pengunjung. Selain itu, satwa langka tersebut terlihat kurus.

Marison melanjutkan, video itu menjadi viral dan menjadi puncak gunung es dari persoalan rendahnya kesejahteraan hidupan liar di kebun binatang dan taman safari di Indonesia.

Dia menjelaskan, dalam satu dekade terakhir, ancaman terhadap hidupan liar semakin meningkat. Di satu sisi, hutan sebagai habitat hidupan liar semakin menyusut, sementara di sisi lain, kesejahteraan hidupan liar di berbagai lembaga konservasi ex situ, terutama kebun binatang dan taman safari, memperlihatkan kondisi yang memprihatinkan.

Marison mengatakan revisi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya menjadi harapan akan terjaminnya hak-hak hidupan liar, seperti yang termaktub dalam 5 prinsip kesejahteraan satwa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Generasi muda, kata dia, diharapkan menjadi garda terdepan untuk menjaga masa depan Indonesia sebagai pusat keanekaragaman hayati dunia dan negara yang memiliki tingkat endemisme tertinggi di dunia.

Tema Hari Hidupan Liar Sedunia 2017 adalah “Mendengarkan Suara Kaum Muda” (Listen to the Young Voices).

Simak juga: Kejagung dan Organisasi Konservasi Perangi Kejahatan Satwa

Pramita Indrarini mengatakan konservasionis muda adalah garda depan untuk perlindungan keanekaragaman hayati Indonesia.

"Karena keragaman adalah kekuatan Indonesia, kami berupaya menjadi wadah para pemuda Indonesia dari berbagai keahlian dan latar belakang untuk mengembangkan diri di bidang konservasi untuk kemudian melindungi biodiversitas Indonesia dengan berbagai cara," kata dia.

Saat ini, Tambora Muda juga mendukung dan mewadahi sinergi para pemuda Indonesia dengan beberapa aktivitas kerelawanan dalam melindungi keanekaragaman hayati di tanah air.

UNTUNG WIDYANTO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Kebun Binatang Keluarga Lombok Wildlife Park, Ada Koleksi Satwa Membanggakan

20 Juni 2021

Kebun Binatang Lombok Wildlife Park. Dok. Felicia Suadika
Kebun Binatang Keluarga Lombok Wildlife Park, Ada Koleksi Satwa Membanggakan

Kebun Binatang Lombok Wildlife Park memiliki 420 ekor satwa dari 62 jenis satwa.


Delapan Gorila di San Diego Sembuh Dari Covid-19

16 Februari 2021

Kawanan ekor gorila berada di kandangnya setelah dua kawanannya dinyatakan positif COVID-19 usai jatuh sakit  di Taman Safari Kebun Binatang San Diego di San Diego, California. San Diego Zoo
Delapan Gorila di San Diego Sembuh Dari Covid-19

Delapan gorila di Kebun Binatang San Diego telah pulih sepenuhnya setelah tertular Covid-19 bulan lalu.


Kebun Binatang Ragunan Didatangi 150 Ribu Orang, Satwa Bisa Stres

19 Juni 2018

Sejumlah pengunjung melihat hewan yang berada di Kebun Binatang Ragunan, Jakarta, 16 Juni 2018. Hari libur Lebaran kedua banyak dimanfaatkan ribuan warga untuk berlibur ke Kebun Binatang Ragunan. TEMPO/M Taufan Rengganis
Kebun Binatang Ragunan Didatangi 150 Ribu Orang, Satwa Bisa Stres

Dokter hewan menyarankan Kebun Binatang Ragunan membatasi jumlah pengunjung agar satwa tidak stres.


Penumpang Transjakarta Menuju Kebun Binatang Ragunan Meningkat

19 Juni 2018

Halte Transjakarta Dukuh Atas dengan tujuan Ragunan di padati antrian warga Jakarta, (01/01). Meski antrian panjang dan berdesakan warga Jakarta tetap antusias untuk berlibur ke kebun Binatang Ragunan. TEMPO/Dasril Roszandi
Penumpang Transjakarta Menuju Kebun Binatang Ragunan Meningkat

PT Transjakarta mencatat jumlah penumpang bus Transjakarta rute Kebun Binatang Ragunan mengalami peningkatan selama libur Lebaran 2018.


Pengelola Kebun Binatang Ragunan Bantah Kawasannya Minim Tempat Sampah

19 Juni 2018

Sejumlah pengunjung memadati Kebun Binatang Ragunan, Jakarta, 16 Juni 2018. Pihak Kebun Binatang Ragunan menargetkan 800 ribu pengunjung selama 15-24 Juni 2018 atau sekitar 80 ribu pengunjung per hari. TEMPO/M Taufan Rengganis
Pengelola Kebun Binatang Ragunan Bantah Kawasannya Minim Tempat Sampah

Disebut minim tempat sampah, begini tanggapan pengelola Kebun Binatang Ragunan.


Libur Lebaran 2018, 95 Persen Satwa Ragunan Dipamerkan

18 Juni 2018

Wisatawan mengamati Gajah Sumatera atau
Libur Lebaran 2018, 95 Persen Satwa Ragunan Dipamerkan

Kepala Unit Pengelola Taman Margasatwa Ragunan Dina Himawati mengatakan 95 persen satwa koleksi dipamerkan selama Libur Lebaran 2018.


Cuaca Buruk, Gembira Loka Kurangi Waktu Hewan Keluar Kandang

1 Desember 2017

Sejumlah petugas Rescue Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kota Yogyakarta memotong batang pohon tumbang di kandang burung Kasuari, Kebun Binatang Gembira Loka, Yogyakarta, 31 Maret 2016. TEMPO/Pius Erlangga
Cuaca Buruk, Gembira Loka Kurangi Waktu Hewan Keluar Kandang

Pengelola Kebun Binatang Gembira Loka juga tidak menargetkan jumlah kunjungan selama cuaca buruk, tapi tetap siap menerima pengunjung.


Pencekok Miras ke Satwa TSI: Kami Menyesal Melakukan Hal Bodoh

20 November 2017

Pengunjung memberi makan rusa di Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua, Jawa Barat, 7 Juli 2016. Pengelola TSI menyiapkan area parkir dan menambah personel untuk pelayanan pengunjung saat liburan Idul Fitri. Tempo/ Aditia Noviansyah
Pencekok Miras ke Satwa TSI: Kami Menyesal Melakukan Hal Bodoh

Mengaku telah melakukan hal bodoh yang berakibat fatal pada satwa, pelaku pencekokan miras ke satwa TSI di Cisarua, Bogor, menyesal.


Pengunjung Pameran Satwa di Serpong Bermain dengan Ular  

10 September 2017

Taman Safari Indonesia memberi kesempatan bagi pengunjung untuk memegang dan berfoto dengan ular koleksinya di Indopet Expo 2017 di ICE, BSD City, Tangerang, 10 September 2017. TEMPO/Maria Fransisca
Pengunjung Pameran Satwa di Serpong Bermain dengan Ular  

Taman Safari Indonesia memamerkan koleksinya, berupa ular dan burung kakaktua.


Siamang Tarik Jari Balita Hingga Putus, BKSDA: Dia Agresif

4 Juli 2017

Seekor siamang meminum teh hangat untuk menghangatkan tubuhnya saat udara dingin di kebun binatang Debrecen, Budapest, Hungaria, 25 Janaruari 2017. (Zsolt Czegledi/MTI via AP)
Siamang Tarik Jari Balita Hingga Putus, BKSDA: Dia Agresif

Tim BKSDA yang mengunjungi Kebon Rodjo juga menilai kondisi kandang satwa memenuhi standar.