Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hari Perempuan Internasional di Yogya Usung Tema Konflik Tanah  

Editor

Sunu Dyantoro

image-gnews
Ratusan warga yang tergabung dalam kelompok Wahana Tri Tunggal (WTT) berkumpul untuk menghadang petugas dari Badan Petanahan Nasional (BPN) saat melakukan pengukuran serta pematokan di Pedukuhan Kalirejo, Desa Glagah, Temon, Kulon[progo, Yogyakarta, 16 Desember 2015. Relokasi bagi warga terdampak pembangunan bandara hanya pada hunian baru, lahan yang dapat digarap sebagai pengganti mata pencaharian warga yang mayoritas petani belum bisa diprioritaskan. TEMPO/Pius Erlangga
Ratusan warga yang tergabung dalam kelompok Wahana Tri Tunggal (WTT) berkumpul untuk menghadang petugas dari Badan Petanahan Nasional (BPN) saat melakukan pengukuran serta pematokan di Pedukuhan Kalirejo, Desa Glagah, Temon, Kulon[progo, Yogyakarta, 16 Desember 2015. Relokasi bagi warga terdampak pembangunan bandara hanya pada hunian baru, lahan yang dapat digarap sebagai pengganti mata pencaharian warga yang mayoritas petani belum bisa diprioritaskan. TEMPO/Pius Erlangga
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Perempuan di seluruh dunia memperingati Hari Perempuan Internasional (International Women’s Day) yang jatuh pada 8 Maret setiap tahun. Di Yogyakarta, ratusan aktivis perempuan, mahasiswa, dan pegiat demokrasi akan tumpah ruah mengusung sejumlah isu dalam rangka memperingati tersebut. Di antaranya isu perampasan tanah yang berdampak pada perempuan.

Jaringan Perempuan Yogyakarta, organisasi yang menghimpun berbagai jaringan organisasi perempuan, akan menggelar aksi menari bersama di Titik Nol Kilometer. Mereka mengusung tema “Perempuan Menggugat”. Koordinator aksi Jaringan Perempuan Yogyakarta, Anastasia Sukiratnasari, mengatakan 50 peserta aksi akan menari dan mengajak masyarakat sekitar bergabung. “Kami terinspirasi dari tari Jampi Gugat karya Kinanti Sekar. Ini punya arti perempuan menggugat untuk perubahan kondisi yang lebih baik,” kata Anastasia kepada Tempo, Selasa, 7 Maret 2017.

Tarian itu berarti menggugat maraknya kekerasan seksual terhadap perempuan dan protes terhadap perampasan tanah yang berdampak pada perempuan. Perempuan menjadi kehilangan pekerjaan ketika tanah mereka digusur untuk kepentingan proyek pemerintah. Misalnya, pembangunan Bandar Udara Internasional di Kabupaten Kulon Progo dan pembangunan proyek pariwisata di Gunungkidul.

Anastasia mengatakan Jaringan Perempuan Yogyakarta melibatkan sejumlah mahasiswa yang datang dari berbagai daerah dan kampus untuk menari. Ada pula aktivis Jaringan Gusdurian dan jaringan lintas agama. Para perempuan juga akan menuliskan pengalaman mereka tentang kekerasan seksual di atas kertas untuk dibikin instalasi. Selain menolak segala bentuk kekerasan terhadap perempuan, Jaringan Perempuan Yogyakarta juga mengusung perlindungan terhadap pekerja rumah tangga, buruh gendong, difabel, dan pekerja seks.

Komite Perjuangan Perempuan yang mengorganisasi sejumlah gerakan perempuan dan gerakan prodemokrasi juga akan melakukan aksi jalan kaki dari Taman Parkir Abu Bakar Ali menuju Titik Nol Kilometer. Mereka mengusung sejumlah isu, di antaranya konflik agraria, menolak seksisme, perlindungan terhadap buruh migran, menolak kekerasan terhadap jurnalis perempuan, dan menyuarakan hak-hak lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mereka akan tumpah ruah merespons bangkitnya gerakan perempuan secara global seperti pada Women’s March pada 21 Januari 2017. “Gelombang perlawanan penting untuk terus disuarakan,” kata aktivis Komite Perjuangan Perempuan, Tia Setiyani.

Aktivis Lembaga Bantuan Hukum juga akan turun menuntut aparat hukum melindungi hak-hak perempuan, yang menjadi korban kejahatan maupun tersangka. LBH menyoroti banyaknya penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan yang berhenti di tingkat penyelidikan dan penyidikan. “Tingginya kasus kekerasan terhadap perempuan merupakan dampak dari lemahnya penegakan hukum,” kata aktivis LBH, Emanuel Gobay.

SHINTA MAHARANI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


McLaren Rilis Film Pendek Peringati Hari Perempuan Internasional

24 Juni 2023

McLaren 750S. (McLaren)
McLaren Rilis Film Pendek Peringati Hari Perempuan Internasional

McLaren merilis film pendek yang menceritakan ilmuwan material McLaren, Ella Podmore MBE dan ayahnya.


8 Harapan Sineas Perempuan Indonesia untuk Hari Film Nasional

29 Maret 2023

Netflix Rayakan Hari Film Nasional 2023 bersama delapan sineas perempuan Indonesia; (dari kiri) Meiske Taurisia, Tia Hasibuan, Marissa Anita, Tissa Biani, Dian Sastrowardoyo, Sita Nursanti, Shanty Harmayn, dan Siti Fauziah. Foto: Netflix
8 Harapan Sineas Perempuan Indonesia untuk Hari Film Nasional

Para sineas perempuan berbagi pemikiran tentang pentingnya film sebagai representasi para perempuan di dunia nyata dalam rangka Hari Film Nasional.


Tetap Dekat dengan Keluarga Meski Menjadi Ibu Bekerja

25 Maret 2023

Tetap Dekat dengan Keluarga Meski Menjadi Ibu Bekerja

Bagaimana perempuan bekerja membagi waktu untuk keluarga dan karier? Simak tips dari Nadine Chandrawinata dan Direktur PT SMI, Sylvi J. Gani.


Kisah di Balik Sukses Perempuan Membangun Negeri

24 Maret 2023

Caption: Acara diskusi Women's High Tea Talks Women in Development yang disiarkan di Instagram Live Tempodotco, Jumat, 17 Maret 2023.
Kisah di Balik Sukses Perempuan Membangun Negeri

Simak kisah inspiratif dari para perempuan yang berkontribusi dalam pembangunan. Mereka membuktikan kalau perempuan tidak hanya berperan untuk keluarga, namun juga berperan untuk masyarakat, bangsa, dan negara.


Tekad Kamila Andini untuk Bisa Wakili Perasaan Para Perempuan Lewat Filmnya

17 Maret 2023

Sutradara, Kamila Andini dalam acara Reflections of Me yang digelar oleh Netflix untuk merayakan Hari Perempuan Internasional, Kamis, 16 Maret 2023. Dok. Netflix
Tekad Kamila Andini untuk Bisa Wakili Perasaan Para Perempuan Lewat Filmnya

Sebagai sutradara, Kamila Andini memiliki alasan tersendiri mengapa selalu menciptakan karakter utama perempuan dalam setiap filmnya.


Peran Perempuan dalam Pembangunan Nasional

17 Maret 2023

Peran Perempuan dalam Pembangunan Nasional

Hari Perempuan Internasional yang diperingati setiap 8 Maret, telah menjadi momentum tahunan untuk mengingat perjuangan hak perempuan dan mewujudkan perdamaian dunia.


Menggugah Pelindungan Kelompok Rentan dari Diskriminasi

15 Maret 2023

Menggugah Pelindungan Kelompok Rentan dari Diskriminasi

MPR menggelar Diskusi Terbuka memperingati Zero Discrimination Day dan Women's International Day.


Lima Remaja Iran Ditahan Gara-gara Menarikan Lagu Selena Gomez

15 Maret 2023

Gadis remaja di Iran yang telah ditahan karena memposting video tarian. (Twitter)
Lima Remaja Iran Ditahan Gara-gara Menarikan Lagu Selena Gomez

Lima gadis remaja Iran ini dicari dan ditangkap tak lama setelah video mereka menarikan lagu Selena Gomez beredar.


Hari Perempuan Internasional, Muhaimin Sebut Indeks Kesenjangan Gender Indonesia Membaik

13 Maret 2023

Sejumlah perempuan dan para Pekerja Rumah Tangga memperingati Hari Perempuan Internasional dengan aksi turun ke jalan guna meminta segera disahkannya RUU PPRT, Rabu, 8 Maret 2023/Foto: Cantika.com/Ecka Pramita
Hari Perempuan Internasional, Muhaimin Sebut Indeks Kesenjangan Gender Indonesia Membaik

Indeks kesenjangan gender Indonesia diklaim membaik meskipun dalam dunia politik perempuan masih menjadi kaum minoritas.


Kisah Clara Zetkin, Sosok Dibalik Hari Perempuan Internasional

10 Maret 2023

Clara Zetkin. quotationof.com
Kisah Clara Zetkin, Sosok Dibalik Hari Perempuan Internasional

Perayaan Hari Perempuan Internasional bagi wanita di seluruh dunia setiap tahunnya tentunya tidak akan lepas dari sosok Clara Zetkin.