TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) menggelar pertemuan bilateral dengan Ketua Dewan Negara Oman, Yahya Mahfooudh al Manthri, di sela pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi Indian Ocean Rim Association (KTT IORA) ke-20.
“Kami bicara hubungan Indonesia dan Oman, serta situasi Timur Tengah tentunya,” kata Jusuf Kalla, di depan Ruang Murai Jakarta Convention Center Senayan, Selasa, 7 Maret 2017.
Baca juga: Suasana Jamuan Makan Malam KTT IORA 2017
Menurut Kalla, Indonesia dan Oman mencoba mengembangkan kerja sama ekonomi. Kesempatan kerja sama untuk sejumlah perusahaan Indonesia dengan Oman, menurut Kalla, cukup besar. “Akan dilanjutkan, perusahaan Indonesia juga banyak berminat ke sana,” ujar dia.
Selain dengan Mahfooudh, Kalla juga dijadwalkan bertemu secara khusus dengan empat pimpinan delegasi lainnya. Yakni Wakil Presiden India Hamid Ansari; Wakil Perdana Menteri dan Menteri Koordinator Keamanan Nasional Singapura Teo Chee Hean; Wakil Perdana Menteri Somalia, Mohamed Omar Artch; serta Presiden Zanzibar sekaligus Ketua Dewan Revolusi Tanzania Ali Mohamed Shein. Pertemuan diagendakan secara maraton pada pukul 14.00-15.00.
Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi sebelumnya mengatakan sejumlah delegasi negara anggota KTT IORA ingin melakukan petemuan bilateral dengan Indonesia. “Presiden menerima banyak permintaan bilateral. Jadi kami coba lihat, karena waktu presiden sangat terbatas,” ujar Retno saat ditemui di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Senin, 6 Maret 2017, kemarin.
Menurut Retno, diperlukan pengaturan jadwal yang rinci karena terbatasnya waktu Presiden Jokowi Widodo dalam menghadiri KTT IORA pertama itu. Presiden Jokowi, kata Retno, akan disibukkan oleh tanggung jawab memimpin sidang IORA yang beranggotakan 21 negara tersebut.
“Presiden tentu senang sekali, tapi beliau harus menjadi 'Chaiman" (Ketua) pertemuan (KTT IORA).”
Simak pula: KTT ASEAN Ke-29, Jokowi Soroti Pencurian Ikan di Laut
Retno menjelaskan, ia diminta untuk memimpin pertemuan paruh kedua, sedangkan sesi pembukaan dan paruh pertamanya akan dipimpin Presiden Jokowi. “Dan di situ (paruh kedua) presiden akan lakukan pertemuan bilateral. Sekarang tim kami bekerja menyiasati sebanyak apa presiden bisa mengakomodir permintaan-permintaan tersebut,” tutur Retno.
YOHANES PASKALIS