TEMPO.CO, Palangkaraya - Banjir akibat meluapnya Sungai Arut di Kecamatan Arut Utara, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, semakin luas. Saat ini, sudah ada sepuluh desa dan satu kelurahan yang terendam banjir dengan debit air 1,5-2 meter. “Banjir di Kecamatan Arut Utara sudah masuk kategori darurat banjir,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotawaringin Barat Hermon F. Lion, Senin, 6 Maret 2017.
Kondisi itu membuat pemerintah harus menyiapkan tenda untuk pengungsian. "Kami menyiapkan sejumlah tenda darurat dan perahu karet untuk evakuasi." BPBD juga menyiapkan pos pantau di masing-masing kelurahan yang kebanjiran.
Baca:
Darurat Banjir dan Longsor Sumatera Barat, 6 Orang Tewas
Sungai Meluap, Kotawaringin Barat dan Timur Kebanjiran
Limapuluh Kota Terapkan Tanggap Darurat Bencana 6 Hari
Kecamatan Arut Utara mencatat, banjir merendam 200 rumah di Kelurahan Pangkut, 40 rumah di Desa Sukarame, 70 rumah di Desa Gandis, 70 rumah di Desa Kerabu, 60 rumah di Desa Nanga Mua, 100 rumah di Desa Penyombaan, 30 rumah di Desa Pandau, 30 rumah di Desa Sungai Dau, 60 rumah di Desa Sambi, 60 rumah di Desa Panahan, dan 60 rumah di Desa Riam. Banjir itu mengakibatkan sekitar 2.190 jiwa menderita.
“Banjir kali ini adalah yang terbesar dibanding tahun-tahun sebelumnya,” ucap Sunandi, warga Desa Sukadame.
Baca juga:
'Klithih' Terjadi Lagi di Yogyakarta
Presiden PKS Membantah Eks Kadernya Terlibat Kasus e-KTP
Menurut Sunandi, penduduk sudah hampir sepekan ini tidak bisa bekerja di kebun karena kebanjiran. “Anak-anak tak bisa masuk sekolah karena akses dan sekolah mereka terendam." Ia berharap banjir segera surut dan mereka bisa beraktivitas kembali seperti biasa.
KARANA W.W.