TEMPO.CO, Indramayu – Dua santri Al-Zaytun Indramayu ditemukan tewas tenggelam. “Keduanya ditemukan tewas dalam waktu yang berbeda,” kata Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Jawa Barat Komisaris Besar Yusri Yunus, Senin, 6 Januari 2017. Dia menjelaskan, kedua santri ditemukan tewas tenggelam di kolam ikan Al-Kautsar pada Ahad, 5 Januari 2017.
Santri pertama yang ditemukan dalam kondisi tak bernyawa adalah Alfian Sidik, 14 tahun, pelajar kelas VIII MTs Al-Zaytun yang berasal dari Tangerang, sekitar pukul 15.00. Sedangkan santri kedua bernama Nurcahyo Pangestu, 14 tahun, pelajar kelas VIII-F MTs Al-Zaytun juga yang berasal dari Depok, ditemukan sekitar pukul 20.50.
Baca juga: 116 Guru Pondok Pesantren Al-Zaytun Dipecat tanpa Pesangon
”Keduanya ditemukan mengambang di kolam ikan Al-Kautsar di Pondok Pesantren Al-Zaytun,” kata Yusri. Menurut dia, kejadian berawal saat keduanya pada Sabtu, 4 Januari 2017, bersama santri lainnya mengikuti latihan pramuka di Gedung Ali Ponpes Al-Zaytun. Karena hujan, tujuh santri berinisiatif pulang ke asrama Al-Madani dan menyimpan sepatu. Mereka lalu berenang di kolam ikan Al-Kautsar.
Sekitar pukul 16.00, seorang satpam pondok bernama Khaerudin mengingatkan para santri dengan menggunakan peluit untuk tidak bermain di kolam tersebut. “Mereka pun pulang,” kata Yusri. Namun keesokan harinya, Ahad, 5 Januari 2017, ada santri yang melihat mayat dalam kondisi mengambang dan hanya terlihat bagian kepalanya. Guru yang menerima laporan santri langsung ke kolam ikan, dan di sana tampak mayat dalam keadaan mengapung di kolam.
Setelah dilakukan evakuasi, mayat Alfian selanjutnya dibawa ke Perkhidmatan Kesehatan Al-Zaytun. Selanjutnya, sekitar pukul 20.50, kembali diperoleh informasi bahwa ditemukan kembali siswa yang mengambang di kolam.
Sekitar pukul 21.00, Kapolsek beserta anggota dan Satrskrim Polres Indramayu meluncur ke lokasi kejadian. Lalu, setelah dicek, benar didapati seorang santri dalam kondisi mengambang dan sudah tidak bernyawa. Kemudian, sekitar pukul 22.50. Kedua korban dibawa ke RS Bhayangkara Losarang untuk dilakukan visum et repertum.
IVANSYAH
Simak: Bisa Jadi Raja Salman ke Bali untuk Wisata Toleransi