TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, banjir dan tanah longsor terjadi di Limapuluh Kota, Sumatera Barat, kemarin. Hujan lebat yang terus mengguyur kabupaten tersebut menyebabkan Sungai Sumpur di sana meluap dan menyebabkan longsor di tebing serta perbukitan.
Baca:
Longsor di Limapuluh Kota, Jalan Sumbar-Riau Putus Total
Bencana di Sumatera Barat, Ini Sebaran Banjir dan Longsor
Tebing 15 Meter di Puncak Longsor, Lalu Lintas Macet Total
"Sebanyak delapan kecamatan dan 13 nagari terdampak langsung dari banjir dan tanah longsor yang meliputi Kecamatan Pangkalan, Kapur IX, Mungka, Harau, Payakumbuh, Lareh Sago Halaban, Sulikik, dan Empat Barisan," kata Sutopo dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 4 Maret 2017.
Hingga sore ini, berdasarkan data BNPB, korban meninggal dunia akibat tanah longsor di Kabupaten Limapuluh Kota tersebut mencapai lima orang, yakni Doni Fernandes, 31 tahun, Teja (19 tahun), Yogi Saputra (23 tahun), Muklis alias Ujang (45 tahun), dan Karudin (25 tahun). Sementara itu, korban yang mengalami luka berat adalah Syamsul Bahri (22 tahun) dan Candra (42 tahun).
Menurut Sutopo, terdapat ratusan rumah yang terendam banjir. Di Jorong Ranah Pasar, terdapat 150 rumah yang terkena banjir, di Jorong Ranah Baru 50 rumah, dan di Jorong Abai 50 rumah. "Lima dusun terisolir. Jalan nasional penghubung Sumatera Barat-Riau putus. Di kelok 17 terdapat empat titik longsor. Delapan mobil tertimpa longsor di Koto Alam Kilometer 17," ujarnya.
Sutopo mengatakan, tim gabungan telah berhasil menjangkau Kecamatan Pangkalan yang terdampak banjir dan tengah melakukan pencarian dan evakuasi korban dari delapan mobil yang tertimpa longsor di Koto Alam. Menurut dia, mobil yang sudah berhasil dievakuasi dalam kondisi rusak berat. Bupati Kabupaten Limapuluh Kota pun telah menetapkan masa tanggap darurat selama tujuh hari, yakni pada 3-9 Maret.
Saat ini, tim reaksi cepat BNPB tengah mendampingi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Limapuluh Kota dalam manajerial darurat, pengerahan bantuan pendanaan, dan logistik. BPBD Limapuluh Kota juga telah menghubungi BPBD Kampar Riau untuk membantu penanganan banjir di Kecamatan Pangkalan. "Posko utama penanganan bencana banjir dan tanah longsor didirikan di kompleks kantor Bupati lama," kata Sutopo.
Menurut Sutopo, BNPB dan BPBD Sumatera Barat telah mengirimkan bantuan logistik dan tenaga untuk mendukung penanganan darurat bencana banjir dan tanah longsor di Limapuluh Kota. "Kebutuhan mendesak saat ini adalah alat berat untuk membersihkan material longsor, mobil rescue, perahu karet, tenda, permakanan, obat-obatan, selimut, air minum, dan lain-lain," tuturnya.
ANGELINA ANJAR SAWITRI