TEMPO.CO, Lamongan –Pemerintah Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, mendirikan sentra pelbagai jenis cabai untuk mempermudah mengontrol pasar terutama menstabilkan harga.
Lokasi sentra cabai terletak di Kecamatan Brondong, Paciran, dan Solokuro—daerah yang berada di Pantai Utara Jawa. Sejumlah desa-desa di tiga kecamatan itu, selama ini memang dikenal sebagai penghasil pelbagai jenis cabai. Dari cabai rawit, cabe hijau, hingga cabai keriting. Total lahan cabai di tiga kecamatan itu seluas 3.919 hektare.
Untuk program percontohan, pemerintah Lamongan memasok bantuan penanaman cabai rawit seluas 50 hektare pada 2017 ini. Program ini lanjutan dari sebelumnya seluas 75 hektare pada 2016. Namun, pemerintah setempat kemudian memfokuskan tiga kecamatan di jalur Pantura itu sebagai sentra cabai.
Baca juga: Provokasi Marak di Medsos, Begini Cara Hadapi Akun Penghujat
“Supaya lebih fokus,” ujar Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Aris Setiadi dalam rilis, Jumat, 3 Maret 2017.
Untuk program ini, benih yang ditanam jenis cabai rawit varietas baskara. Cabai yang sudah ditanam di Kecamatan Laren pada lahan seluas 75 hektare ini dinilai cocok untuk Lamongan, terutama di pesisir utara. Dilanjutkan pada 2017 dan dipusatkan di Kecamatan Brondong, Solokuro, dan Paciran.
Juru bicara Pemerintah Kabupaten Lamongan, Agus Hendrawan, mengatakan program ini adalah bagian dari upaya untuk meningkatkan produksi cabai rawit. Selain itu, menjaga pasokan di pasaran stabil. "Harga cabai kan naik-turun,” ujar dia kepada Tempo, Jumat, 3 Maret 2017.
Data di Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Lamongan menyebutkan musim tanam 2016 produksi cabai rawit mencapai 37.554 kuintal dengan total lahan panen seluas 3.919 hektare. Rinciannya di Kecamatan Paciran yakni 1.735 hektare, Brondong 1.118 hektare, dan Solokuro seluas 757 hektare.
Baca juga: Unggah 'Bom Termos' di Medsos, Pengusaha Ini Jadi Tersangka
Pada 2017 ini ditargetkan panen seluas 4.594 hektare. Dengan sasaran panen terluas di Kecamatan Paciran bisa mencapai 2.359 hektare, Brondong 1.083 hektare, dan Solokuro 839 hektare.
SUJATMIKO