Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pohon Sukarno, Penanda Hubungan Baik Indonesia dengan Arab Saudi  

image-gnews
Pohon Sukarno di Padang Arafah, Arab Saudi. (masshar2000.com)
Pohon Sukarno di Padang Arafah, Arab Saudi. (masshar2000.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud dari Arab Saudi berkunjung ke Indonesia pada 1-9 Maret 2017. Ini adalah kunjungan pertama pemimpin tertinggi Arab Saudi setelah kedatangan Raja Faisal bin Abdulaziz pada Juni 1970 atau di era Presiden Suharto. Namun kedekatan Indonesia dengan Arab Saudi sudah dimulai pada zaman Presiden Sukarno, salah satunya ditandai oleh pengiriman pohon yang oleh masyarakat disebut pohon Sukarno.

Pohon itu dibawa Sukarno ketika berkunjung ke Arab Saudi pada 1955. Pohon tersebut kemudian ditanam di Arafah dan beberapa tempat lain.

Baca: Begini Pengamanan Raja Salman dari Bandara Halim ke Bogor

Padang Arafah yang setiap musim haji menjadi lokasi berkumpulnya sekitar tiga juta muslim dari seluruh dunia saat melaksanakan wukuf dikenal memiliki suhu udara yang sangat panas.

Dengan suhu 38-42 derajat Celcius saat musim panas, tak pelak jemaah haji yang sedang wukuf di situ akan merasa kepanasan yang menyengat, sehingga tidak sedikit dari mereka cepat keletihan saat berada di situ.

Padang Arafah memang sangat gersang dan hanya ada sedikit bangunan karena memang sehari-hari di luar musim haji nyaris tidak ada manusia yang singgah ke situ.

Tapi, di beberapa lokasi Padang Arafah, yang memiliki total luas 5,5 x 3,5 kilometer persegi, terdapat rimbunan pohon yang sering kali dijadikan tempat berteduh. Petugas haji Indonesia mengatakan pohon-pohon yang merindangkan beberapa lokasi di Arafah dinamai pohon Sukarno, karena memang Sukarno yang mengusulkan pohon tersebut ditanam di situ.

Raja Salman: Penguasa Tajir dari Gurun Tandus

Pohon sejenis pohon mindi ini memang dibawa Sukarno saat melaksanakan ibadah haji ke Tanah Suci.

Sebagai orang berpengaruh di negara-negara nonblok, Bung Karno dengan mudah menawarkan ide penanaman pohon ini kepada kalangan masyarakat Arab yang dikenal keras dan teguh dalam berpendirian.

Tak cukup mengirimkan ribuan bibit pohon, Bung Karno juga mengirimkan ahli tanaman dari Indonesia untuk mengembangbiakkan tanaman yang memang cocok tumbuh di daerah tandus ini.

Kini tanaman ini tumbuh dengan rimbun di berbagai sudut kota di Arab Saudi, baik di Mekah, Madinah, maupun Jedah.

Khusus di Padang Arafah, pohon Sukarno ini telah memenuhi sebagian besar Padang Arafah. Jadi, selain merindangkan padang itu, pohon-pohon itu menghijaukan Arafah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dengan tinggi 2-3 meter, pohon ini berdiri di sepanjang jalan-jalan utama Padang Arafah.

Tenda jemaah haji di bawah rindangnya pohon Sukarno di Padang Arafah. (masshar2000.com)

Pohon dengan banyak manfaat ini juga tumbuh di lokasi-lokasi yang akan ditempati tenda-tenda jemaah haji dari seluruh dunia untuk melaksanakan prosesi wukuf.

"Keberadaan pohon-pohon ini sangat membantu mengurangi suhu panas saat jemaah haji melaksanakan wukuf," ujar Kepala Satuan Operasional Arafah, Muzdalifa, dan Mina (Armina) Abu Haris Muntohar.

Abu Haris menuturkan pemerintah Arab Saudi memang secara khusus memelihara keberadaan pohon Sukarno ini.

"Bahkan di Arafah ada saluran air khusus yang ditanam dalam tanah untuk menyirami setiap batang pohon Sukarno," katanya.

Keberadaan pohon Sukarno di Arafah diakui sejumlah orang, baik yang berkunjung maupun yang sedang bekerja di lokasi itu, karena merasakan manfaatnya.

Menjelang puncak haji, biasanya banyak pekerja yang datang ke Arafah untuk mempersiapkan berbagai keperluan jemaah atau hanya sekadar membersihkan ilalang yang tumbuh sumbur di lokasi yang bakal menjadi tempat jemaah saat wukuf.

"Adanya pohon ini memang membuat lokasi ini memiliki tempat berteduh saat saya dan beberapa pekerja mengerjakan persiapan untuk kedatangan haji," tutur Ahmad, pekerja dari Pakistan.

Pria yang sudah belasan tahun bekerja di Arab Saudi dan sering kali ditugaskan di Arafah ini juga menyatakan keheranannya karena pohon tersebut tidak pernah mati walaupun disinari terik matahari yang luar biasa panasnya.

Menurut dia, sekalipun pohon itu tidak mendapat perawatan, seperti dengan disiram air, pohon itu tidak mati karena panas. Hal itu membuat banyak orang kagum dengan ketangguhan pohon itu.

"Pohonnya kuat dari serangan terik matahari sekalipun tidak terlalu sering disiram air," tuturnya.


Simak: Riuh Soal Raja Arab ke Indonesia, JK: Karena Dia Kaya

Pastinya jemaah haji asal Indonesia bisa berbangga diri dengan adanya pohon Sukarno yang banyak dikenal penduduk Arab Saudi itu.


ANTARA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Rangkaian Momen Sebelum Soeharto Naik Menjadi Presiden Gantikan Sukarno 56 Tahun Lalu

1 hari lalu

Letjen Soeharto (kiri), Soekarno, Sultang Hamengku Buwono IX, dan Adam Malik pada rapat Kabinet Ampera1, 25 Juli 1966. Dok. Rusdi Husein
Rangkaian Momen Sebelum Soeharto Naik Menjadi Presiden Gantikan Sukarno 56 Tahun Lalu

Naiknya Soeharto sebagai presiden menggantikan Sukarno berawal dari kemelut politik yang rumit pasca peristiwa G30S


Mengenang 31 Tahun Mohammad Natsir Berpulang: Menengok Ide Negara dan Agama

50 hari lalu

Mohammad Natsir. Dok.TEMPO/Ali Said
Mengenang 31 Tahun Mohammad Natsir Berpulang: Menengok Ide Negara dan Agama

Mohammad Natsir merupakan pemikir, politikus, sekaligus pendakwah.


Klaim Prabowo soal Food Estate: Pemikiran Strategis Bung Karno

57 hari lalu

Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (kanan) meninjau lahan yang akan dijadikan
Klaim Prabowo soal Food Estate: Pemikiran Strategis Bung Karno

Prabowo Subianto heran mengapa banyak tokoh nasional yang mempertanyakan urgensi food estate.


Suhu Politik Sebelum Peristiwa G30S 1965: Fakta-fakta Angkatan Kelima yang Diusulkan PKI

28 September 2023

Jenderal Ahmad Yani. Wikipedia
Suhu Politik Sebelum Peristiwa G30S 1965: Fakta-fakta Angkatan Kelima yang Diusulkan PKI

Pada 1965 PKI mengusulkan Angkatan Kelima, sebuah matra militer beranggotakan buruh dan tani yang dipersenjatai. Letjen Ahmad Yani menolak ide itu.


Siapa Pencetus Nama Pramuka?

14 Agustus 2023

Ilustrasi Pramuka. Getty Images
Siapa Pencetus Nama Pramuka?

Nama Pramuka diusulkan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang mendapat inspirasi dari kata Poromuko, yang berarti pasukan terdepan dalam perang.


Begini Sejarah Awal Mula Masuknya Gerakan Pramuka di Indonesia

14 Agustus 2023

Suasana upacara api unggun dalam acara Persami (Perkemahan Sabtu-Minggu) untuk memperingati Hari Pramuka ke-61, di lapangan SD Negeri Anyelir 1, Depok, Sabtu, 13 Agustus 2022. TEMPO/ Gunawan Wicaksono
Begini Sejarah Awal Mula Masuknya Gerakan Pramuka di Indonesia

Awal terbentuknya Pramuka di Indonesia ditandai dengan munculnya cabang milik Belanda dengan nama Nederlandesche Padvinders Organisatie pada 1912.


Siti Nurbaya Bebaskan Hutan Kawasan Sukapura, Bermula dari Program Transmigrasi Presiden Sukarno

13 Agustus 2023

Ilustrasi sengketa tanah. Pixabay/Brenkee
Siti Nurbaya Bebaskan Hutan Kawasan Sukapura, Bermula dari Program Transmigrasi Presiden Sukarno

Masyarakat di Pekon (Desa) Sukapura, Kecamatan Sumber Jaya, Kabupaten Lampung Barat menerima SK pembebasan hutan kawasan dari Menteri Siti Nurbaya.


LRT Jabodebek Akan Diresmikan: Ini Jejak Trem di Jakarta, Pernah Jadi Denyut Nadi Batavia

8 Juli 2023

Pekerja membongkar aspal yang menutup jalur trem masa kolonial Belanda  di kawasan Gajah Mada, Jakarta, Rabu, 9 November 2022. Nantinya jalur trem peninggalan Belanda tersebut akan dipindahkan dan disimpan. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
LRT Jabodebek Akan Diresmikan: Ini Jejak Trem di Jakarta, Pernah Jadi Denyut Nadi Batavia

Sebelum LRT Jabodebek yang bakal diresmikan bulan depan, Jakarta yang dahulu Batavia hingga pasca Kemerdekaan pernah memiliki moda Trem.


Mendag Tekankan Pentingnya Pelaku Usaha RI-Arab Saudi Bertemu

30 Mei 2023

Kolaborasi adalah kunci melalui partisipasi aktif Menteri Perdagangan APEC dan pembuat kebijakan dapat memberikan solusi atas berbagai tantangan ekonomi saat ini.
Mendag Tekankan Pentingnya Pelaku Usaha RI-Arab Saudi Bertemu

Kerja sama antara Indonesia dan Arab Saudi memiliki potensi besar karena selama ini masih dalam skala kecil.


Kilas Balik Peristiwa Percobaan Pembunuhan Presiden Sukarno Oleh Pemberontak DI/TII 62 Tahun Lalu

15 Mei 2023

Soekarno Presiden pertama Indonesia di Jakarta, saat para fotografer meminta waktu untuk memfotonya Presiden Sukarno tersenyum, dengan mengenakan seragam dan topi, sepatu juga kacamata hitam yang menjadi ciri khasnya. Sejarah mencatat sedikitnya Tujuh Kali Soekarno luput, Lolos, Dan terhindar dari kematian akibat ancaman fisik secara langsung, hal yang paling menggemparkan adalah ketika Soekarno melakukan sholat Idhul Adha bersama, tiba tiba seseorang mengeluarkan pistol untuk menembaknya dari jarak dekat, beruntung hal ini gagal. (Getty Images/Jack Garofalo)
Kilas Balik Peristiwa Percobaan Pembunuhan Presiden Sukarno Oleh Pemberontak DI/TII 62 Tahun Lalu

Terjadi pada 1962 begini kilas balik penembakan Presiden Sukarno oleh anggota DI/TII.