Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Potensi Geothermal Melimpah, Manfaat Tak Maksimal. Kenapa?

image-gnews
TEMPO/Dasril Roszandi
TEMPO/Dasril Roszandi
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Potensi energi panas bumi (geotermal) di Tanah Air memang melimpah. Namun pemanfaatannya masih sangat minim. Indonesia memiliki 99 lokasi yang bisa menghasilkan energi panas bumi. Urat nadi gunung api yang terbentang dari Sumatera, Jawa, Bali, Nusa tenggara, Sulawesi, Maluku, hingga Papua merupakan sumber geotermal, tapi belum banyak dimanfaatkan menjadi energi baru terbarukan.

Salah satunya dengan memanfaatkan geotermal menjadi energi listrik melalui Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). PLTP sudah eksis di Nusantara sejak 1983 silam. Namun seiring berjalannya waktu, PLTP kian tergerus oleh pembangkit listrik lain. Padahal potensi listrik yang mampu dihasilkan geotermal di Indonesia sebesar 29 ribu megawatt atau setara dengan 40 persen potensi geotermal yang ada di dunia.

Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Unggul Priyanto mengatakan listrik yang dihasilkan energi panas bumi baru 1.500 MW atau kurang dari 5 persen potensi geotermal yang ada di Indonesia.

"Kami terus melakukan riset, salah satunya dengan mendirikan PLTP 3 MW Kamojang ini. Ke depan, kami terus kembangkan dan hasil kajiannya akan kita terapkan di (PLTP) yang lebih besar, seperti PLTP 5 megawatt," kata Unggul kepada Tempo saat meninjau uji coba PLTP 3 MW Kamojang, Kabupaten Bandung, Selasa, 28 Februari 2017.

Selain terhambat dengan mesin pembangkit, kendala yang dihadapi BPPT dalam mengembangkan PLTP juga terbentur masalah perizinan dan urusan bisnis, seperti penentuan harga jual. Padahal PLTP terbilang lebih ekonomis dari segi biaya pokok penyediaan (BPP) pembangkitan ataupun harga jual listrik per kWh.

"Ini kami sebatas riset dan pakai anggaran riset dari negara. Namun riset kami enggak coba dulu masuk ke jaringan PLN. Nanti, kalau sudah 2 tahun, (saat) sudah bisa komersial, mungkin kami serahkan ke PGE atau PLN, mungkin di situ terjadi transaksi bisnis," ucapnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mengatakan urusan regulasi memang tengah digodok matang-matang agar tidak terjadi benturan antara regulasi yang sudah ada dengan regulasi yang baru terkait dengan energi baru terbarukan.

"Karena itu, sistem regulasi nanti, sistem penggunaannya bagaimana, kita bicarakan karena ini kan untuk masalah pembiayaan ada loan (pinjaman) dari luar negeri," tutur dia.

Sedangkan  PT Pertamina Geothermal Energi siap mendukung penuh langkah yang sedang ditapaki BPPT ihwal pengembangan PLTP. "PT Pertamina berkomitmen penuh mendukung pengembangan teknologi pembangkit listrik dari geotermal ini," kata Direktur Operasional PT Pertamina Geothermal Energi Ali Mundasir.

AMINUDIN A.S.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Pemkab Bandung Raih 5 Penghargaan Top Bussiness 2024

8 hari lalu

Pemkab Bandung Raih 5 Penghargaan Top Bussiness 2024

Top BUMD Awards adalah kegiatan corporate rating atau pemberian penghargaan kepada BUMD-BUMD terbaik se-Indonesia


Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

14 hari lalu

Giat operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) oleh BNPB bersama lintas kementerian/lembaga di Pangkalan Udara Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Sabtu, 6 Januari 2024.Tim Kedeputian Bidang Penanganan Darurat BNPB
Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.


Pertamina Geothermal Energy Kejar Kapasitas PLTP 1 Gigawatt di 2026

14 hari lalu

Aktivitas pekerja di Pertamina Geothermal Energy (PGE) Area Kamojang, Bandung, 18 Oktober 2017. TEMPO/Amston Probel
Pertamina Geothermal Energy Kejar Kapasitas PLTP 1 Gigawatt di 2026

Pertamina Geothermal Energy (PGEO) menargerkan tambahan 55 megawatt pada tahun ini.


Bupati Bandung Kembali Raih Penghargaan dari Kementerian PAN-RB

15 hari lalu

Bupati Bandung Kembali Raih Penghargaan dari Kementerian PAN-RB

Kabupaten Bandung merekrut lebih banyak PNS untuk memenuhi kebutuhan lima rumah sakit baru.


Bupati Bandung Laksanakan Ground Breaking RSUD Bedas Pacira

20 hari lalu

Bupati Bandung Laksanakan Ground Breaking RSUD Bedas Pacira

Ground breaking RSUD Bedas Pacira ini adalah yang kelima, setelah empat rumah sakit lainnya telah diresmikan.


Hasil Rekapitulasi KPU Tetapkan PKB Jadi 'Penguasa Baru' Kabupaten Bandung

22 hari lalu

Hasil Rekapitulasi KPU Tetapkan PKB Jadi 'Penguasa Baru' Kabupaten Bandung

Suara PKB mendominasi untuk DPR, DPRD Provinsi maupun DPRD Kabupaten Bandung.


Waspada Hempasan Puting Beliung, Simak Tips BNPB Agar Rumah Tidak Porak Poranda

35 hari lalu

Warga melewati samping pabrik tekstil Kahatex yang atap bajanya runtuh tersapu angin puting beliung di Desa Mangunarga, Sumedang, Jawa Barat, 22 Februari 2024. BRIN akan meneliti fenomena amukan angin ini yang berpotensi menjadi tornado yang pertama kali terjadi di Indonesia. TEMPO/Prima Mulia
Waspada Hempasan Puting Beliung, Simak Tips BNPB Agar Rumah Tidak Porak Poranda

Khawatir rumah ikut terhantam cuaca ekstrem angin kencang? Tips ala BNPB menarik untuk disimak


Puting Beliung Rusak 493 Rumah Warga di Kabupaten Bandung, 10 Rumah di Kabupaten Sumedang

35 hari lalu

Warga berdiri di antara puing rumah yang hancur akibat angin puting beliung di Desa Sukadana, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Kamis 22 Februari 2024. BPBD Provinsi Jawa Barat mencatat, bencana angin puting beliung yang terjadi di Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Bandung tersebut mengakibatkan 97 rumah dan 17 unit bangunan pabrik mengalami kerusakan serta 413 kepala keluarga terdampak dan 31 orang dilarikan ke rumah sakit. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Puting Beliung Rusak 493 Rumah Warga di Kabupaten Bandung, 10 Rumah di Kabupaten Sumedang

Kerusakan rumah akibat angin puting beliung di Kabupaten Bandung lebih besar dibandingkan di Sumedang.


Penjelasan BMKG Soal Penyebab Cuaca Ekstrem Angin Kencang Puting Beliung di Rancaekek-Jatinangor

36 hari lalu

Warga berdiri di antara puing rumah yang hancur akibat angin puting beliung di Desa Sukadana, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Kamis 22 Februari 2024. BPBD Provinsi Jawa Barat mencatat, bencana angin puting beliung yang terjadi di Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Bandung  pada Rabu, 21 Februari 2024, tersebut mengakibatkan 97 rumah dan 17 unit bangunan pabrik mengalami kerusakan serta 413 kepala keluarga terdampak dan 31 orang dilarikan ke rumah sakit. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Penjelasan BMKG Soal Penyebab Cuaca Ekstrem Angin Kencang Puting Beliung di Rancaekek-Jatinangor

BMKG mencatat sejumlah fenomena cuaca di Samudera Hindia, Selat Sunda, dan Laut Jawa sebelum angin kencang puting beliung menerjang Rancaekek.


Puting Beliung di Rancaekek dan Jatinangor Jawa Barat, BMKG Berulang Kali Terbitkan Peringatan Cuaca Ekstem

36 hari lalu

Cuplikan video saat terjadi angin tornado pertama di Indonesia di Rancaekek, Bandung, Rabu, 21 Februari 2024. X.com/@@DhankSuhendar
Puting Beliung di Rancaekek dan Jatinangor Jawa Barat, BMKG Berulang Kali Terbitkan Peringatan Cuaca Ekstem

BMKG sempat mengeluarkan sejumlah peringatan dini menjelang bencana puting beliung di Rancaekek-Jatinangor.