TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Badan Narkotika Nasional (BNN), Komisaris Besar Slamet Pribadi, menuturkan pihaknya bakal terus menggencarkan sosialisasi untuk mencegah dan memberantas penyalahgunaan serta peredaran narkotika. Langkah itu dilakukan karena saat ini muncul fenomena anak-anak menjadi kurir peredaran narkotika di Indonesia.
Slamet mengatakan sosialisasi akan dilakukan terus kepada pemuda dan remaja. “Anak-anak jadi sasaran sekarang, sasaran peredaran sasaran penyalahgunaan,” kata dia saat dihubungi Tempo, Ahad, 26 Februari 2017.
Baca juga: Anak-anak Kerap Dijadikan Kurir Narkoba, Mensos Prihatin
Menurut Slamet, pada 2015, pihaknya sempat mengungkap kasus peredaran narkotika yang melibatkan anak-anak sebagai kurir. Ia meyakini fenomena itu tidak hanya terjadi di Jakarta sebagai kota paling tinggi angka penyalahgunaan narkotika dari seluruh Indonesia. Namun, itu pun terjadi di kota lain. Ia menilai anak-anak memang tengah diincar karena mudah untuk diiming-imingi imbalan uang.
Hal serupa disampaikan oleh Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa. Ia mengaku pernah bertanya kepada anak-anak yang menjadi kurir narkotika. Mereka mendapat imbalan Rp 7 juta. Bahkan ada yang sampai Rp 14 juta. Dia menceritakan salah satu modus yang dilakukan bandar adalah memanfaatkan anak-anak mengantar narkotika melalui pesawat.
Baca pula: Menteri Khofifah: Awas Anak Dijadikan Pengedar Narkoba
Menurut Khofifah, anak-anak rata-rata tidak mengetahui barang yang dibawa adalah narkotika. Mereka pun, belum tentu bersalah. Ia menilai bandar akan mudah merekrut anak-anak karena menjanjikan imbalan besar. Selain itu, mereka tahu bahwa anak-anak tidak akan dihukum seberat orang dewasa apabila diketahui membawa narkotika.
Slamet menambahkan, umumnya seorang kurir narkotika berusia 10-59 tahun. Modus para bandar pun sama, yaitu menjanjikan imbalan yang besar kepada kurir agar mau mengantarkan narkotika. Namun ia menilai untuk kurir anak-anak, umumnya mengetahui barang yang dibawa adalah narkotika. Terutama anak-anak yang sudah mengalami kecanduan. "Kebanyakan tahu, tapi kalau anak-anak betul, ya enggak tahu," katanya.
DANANG FIRMANTO
Simak: Kasus Ipar Jokowi, Busyro: Semoga KPK Makin Ekstra Independen