TEMPO.CO, Bandung - Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jawa Barat Doddy Firman Nugraha mengatakan Kabupaten Bandung melaporkan serangan virus flu burung mengakibatkan kematian mendadak pada 2.200 ekor itik milik peternak. “Ini kasus pertama tahun 2017,” kata dia saat dihubungi Tempo, Jumat, 24 Februari 2017.
Doddy mengatakan kematian mendadak pada 2.200 ekor itik tersebut terjadi sejak 1 Februari 2017, dan baru dilaporkan 16 Februari 2017. Hasil pemeriksaan rapid-test menunjukkan hasil positif virus flu burung. Pemeriksaan laboratorium dengan uji PCR juga memperlihatkan hasil positif virus flu burung.
Baca juga: 2 Pasien Terduga Flu Burung Dirawat di RSUD Abdul Moeloek
Kasus kematian itik terjadi sporadis, dan terakhir dilaporkan serangan flu burung pada 735 ekor itik di Kabupaten Bandung. “Kita sudah tangggulangi, hari ini dilakukan depopulasi, pengurangan populasi dengan pemusnahan. Saya belum dapat laporannya karena pagi tadi dilaksanakan,” kata Doddy.
Menurut Doddy, depopulasi unggas di wilayah seputaran serangan flu burung di Kabupaten Bandung itu, tidak hanya ditujukan pada ternak itik, tapi seluruh unggas yang terjangkit flu burung. Di daerah seputaran lokasi serangan virus flu burung itu dilakukan vaksinasi massal yang diberikan gratis untuk unggas.
Doddy mengatakan Jawa Barat saat ini ditetapkan dalam status daerah berisiko tinggi untuk penyebaran virus flu burung. Kasus flu burung masuk kategori tinggi sejak kasus pertama muncul pada 2006-2011. Kasus flu burung pada unggas relatif menurun dan masuk kategori sedang sejak 2012 hingga saat ini. “Kategori kasus tinggi itu di atas 100 kasus per tahun,” katanya.
Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jawa Barat mencatat pada 2015 terjadi 33 kasus yang mengakibatkan 5.569 ekor unggas mati karena virus flu burung. Pada 2016, naik menjadi 51 kasus dengan kematian unggas melonjak menjadi 31.420 ekor.
AHMAD FIKRI