Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tata Air Buruk Mengancam Kelangsungan Hidup Gajah Sumatera  

image-gnews
Pawang gajah atau mahout memandikan gajah sebelum melakukan patroli gajah di Kawasan Conservation Response Unit (CRU) Serba Jadi, Aceh Timur, Aceh, 5 Februari 2017. Sebanyak empat ekor gajah jinak Sumatera dikerahkan untuk berpatroli. ANTARA/Syifa Yulinnas
Pawang gajah atau mahout memandikan gajah sebelum melakukan patroli gajah di Kawasan Conservation Response Unit (CRU) Serba Jadi, Aceh Timur, Aceh, 5 Februari 2017. Sebanyak empat ekor gajah jinak Sumatera dikerahkan untuk berpatroli. ANTARA/Syifa Yulinnas
Iklan

TEMPO.CO, Palembang - Jumlah gajah liar dan gajah jinak dikhawatirkan makin berkurang dalam beberapa tahun mendatang. Guru besar Universitas Sriwijaya, Robiyanto H. Susanto, mengatakan salah satu penyebabnya adalah sistem penataan air di hutan, gambut, serta lahan konsesi hutan tanaman industri yang buruk.

Padahal gajah sangat membutuhkan air untuk keberlangsungan hidupnya. "Diperlukan revitalisasi hidrologi dengan membuka kanal yang ditutup permanen," katanya, Jumat, 24 Februari 2017.

Baca:
Hasil Studi Genetika: Gajah Menuju Kepunahan
Jaringan Pedagang Gading Gajah Dibongkar
Polda Riau Gagalkan Perdagangan Gading Gajah Rp 1 Miliar

Dalam diskusi yang digagas Forum Koordinasi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Sumatera Selatan (Fordas Sumsel), Robiyanto menjelaskan akibat penurunan permukaan air, salah satunya akan mengganggu sistem kehidupan gajah. Sistem terganggu lantaran hilangnya sumber makanan, yakni tumbuh-tumbuhan alam sekitar.

Selain itu, penurunan permukaan air akan memudahkan perambah dan pemburu liar masuk ke habitat gajah. Saat ini di Padang Sugihan terdapat 30 ekor gajah jinak serta puluhan gajah lainnya, termasuk kawanan gajah liar yang hidup tanpa dirantai.

Baca juga:
Ma'ruf Amin MUI: Saya Tolak Menemui Keduanya, Ahok dan Anies
Kasus Mapala UII, Polisi: Panitia Berupaya Hilangkan Bukti
Pengaktifan Ahok, Ini Penyebab ACTA Cabut Gugatannya di PTUN

Scroll Untuk Melanjutkan

Di kawasan sub-pusat latihan gajah di Padang Sugihan serta kawasan perkebunan sawit, Banyuasin, misalnya, banyak kanal yang ditutup dengan alasan untuk menjaga ketersediaan air. Padahal langkah itu kurang tepat karena air juga harus disegarkan atau dicuci. "Jadi di lahan bersulfat masam airnya perlu dicuci oleh air hujan."

Ketua Forum DAS Sumatera Selatan Syafrul Yunardy mengatakan sebelum berdiskusi yang melibatkan akademisi dari berbagai kampus, pihaknya melakukan kunjungan langsung ke daerah lahan gambut di Banyuasin dan Ogan Komering Ilir. Tindakan itu dimaksudkan untuk melihat langsung lahan gambut serta persoalannya.

Syafrul berharap akan ada restorasi gambut dengan pendekatan restorasi hidrologi, revegetasi, dan revitalisasi penghidupan masyarakat. "Kunjungan lapangan akan di diskusikan bersama para akademisi."

Ia mengatakan lahan gambut menjadi perhatian Forum DAS karena pada 2015 terjadi kebakaran hutan dan lahan yang hebat di Sumatera Selatan. Setidaknya 700 ribu hektare hutan dan lahan terbakar. Kemarin, tim yang terdiri atas akademisi, LSM, Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI), pemerintah, dan peneliti mengunjungi Suaka Margasatwa Padang Sugihan di Jalur 21, Desa Sidomulyo, Kecamatan Muara Padang, lahan perusahaan PT Sriwijaya Palm Oil.

PARLIZA HENDRAWAN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

4 Gedung dari Zaman Hindia Belanda di Palembang yang Direkomendasikan sebagai Cagar Budaya

4 Januari 2024

Gedung Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang ini direkomendasikan untuk dijadikan cagar budaya. Bangunan ini merupakan bekas rumah residen Palembang yang berasal dari reruntuhan Keraton Kuto Lamo. TEMPO/Parliza Hendrawan
4 Gedung dari Zaman Hindia Belanda di Palembang yang Direkomendasikan sebagai Cagar Budaya

Dari Gedung Ledeng hingga kantor dagang Belanda Jacobson Van Den Berg & Co di Palembang dinilai layak dijadikan cagar budaya.


Libur Sekolah, Tiga Tempat Wisata di Palembang Ini Jadi Pilihan Anak-anak

29 Desember 2023

Pengelola Jakabaring Sport City, Palembang, menyiapkan wahana permainan anak menyambut libur sekolah akhir tahun. TEMPO/Parliza Hendrawan
Libur Sekolah, Tiga Tempat Wisata di Palembang Ini Jadi Pilihan Anak-anak

Libur sekolah kali ini, anak-anak di Palembang meramaikan wahana permainan di OPI Mall hingga kawasan Sungai Musi.


Liburan di Boekit Gandus Palembang, Kemping Dahulu sebelum Trekking dan Hiking

16 Desember 2023

Boekit Gandus, Palembang dikenal sebagai lokasi trekking dan sepeda. (TEMPO/Parliza Hendrawan)
Liburan di Boekit Gandus Palembang, Kemping Dahulu sebelum Trekking dan Hiking

Boekit Gandus menjadi tujuan para pehobi kemping, trekking-hiking, hingga mancing di Kota Palembang.


Fenomena Hujan Es di Kota Palembang, Ini Kata BMKG

18 November 2023

Ilustrasi hujan es. wikimedia
Fenomena Hujan Es di Kota Palembang, Ini Kata BMKG

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sumatera Selatan mengungkapkan fenomena hujan es di Kota Palembang akibat musim pancaroba.


Indeks Pencemaran Udara Berbahaya, Kota Palembang Disemprot Ekoenzim

30 Oktober 2023

Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumsel melakukan penyemprotan ekoenzim untuk mengatasi ISPU, Senin, 30 Oktober 2023. (ANTARA/M Imam Pramana)
Indeks Pencemaran Udara Berbahaya, Kota Palembang Disemprot Ekoenzim

Penyemprotan sebagai respons terhadap tingginya tingkat pencemaran udara di Kota Palembang, yang mencapai angka 310 pada ISPU.


Polisi Tahan Anggota DPRD Palembang Tersangka Penganiayaan

25 Agustus 2022

Ilustrasi penganiayaan
Polisi Tahan Anggota DPRD Palembang Tersangka Penganiayaan

Syukri Zen dikenakan pasal 351 KUHP tentang penganiayaan.


Jadi Tersangka Penganiayaan, Anggota DPRD Palembang Diancam 5 Tahun Penjara

25 Agustus 2022

Ilustrasi penganiayaan wanita. Shutterstock
Jadi Tersangka Penganiayaan, Anggota DPRD Palembang Diancam 5 Tahun Penjara

Tindak penganiayaan yang dilakukan tersangka MZ terekam video amatir berdurasi 15 detik dari seorang warga yang juga sedang mengantre BBM.


Sensasi Makan Pindang Terapung di Tepian Sungai Musi

25 Juli 2022

Rumah makan terapung pindang pegagan terletak di samping terminal bus air di bawah jembatan Ampera. TEMPO | PARLIZA HENDRAWAN
Sensasi Makan Pindang Terapung di Tepian Sungai Musi

Lokasinya di pinggiran Sungai Musi, Kota Palembang membuat sensasi makannya makin intim dan unik.


Libur Sekolah, Pelabuhan Tanjung Api-api Banyuasin Antisipasi Lonjakan Penumpang

20 Juni 2022

Pelabuhan Tanjung Api-api, Banyuasin, Sumatera Selatan, bersiap menyambut pelancong yang akan berlibur ke Bangka Belitung, dan sebaliknya. TEMPO | Parliza Hendrawan
Libur Sekolah, Pelabuhan Tanjung Api-api Banyuasin Antisipasi Lonjakan Penumpang

Umumnya masyarakat mengisi libur sekolah dengan naik kapal dari Pelabuhan Tanjung Api-api, Banyuasin, ke Tanjung Kalian, Muntok, Bangka Belitung.


Asal Usul di Balik Nama Pempek Palembang

20 Juni 2022

Pempek termasuk salah satu kuliner Kesultanan Palembang Darussalam. TEMPO | Parliza Hendrawan
Asal Usul di Balik Nama Pempek Palembang

Di beberapa literatur disebutkan nama makanan pempek sudah ada sejak abad VII di masa Kerajaan Sriwijaya. Yakni nama seorang warga etnis Tionghoa.