TEMPO.CO, Medan -- Bentrokan pecah antara pengemudi becak motor dengan Go-Jek di seputaran Lapangan Merdeka Medan, Rabu 22 Februari 2017. Menurut seorang saksi mata bernama Ganda yang berada di Stasiun Kereta Api, tepat di depan Lapangan Merdeka, pengemudi becak motor yang mangkal di stasiun melakukan sweeping angkutan umum berbasis online seperti Go-Jek dan Grab.
"Sopir becak motor men-sweeping dan berusaha menangkap beberapa pengemudi Go-Jek yang kebetulan melintas di depan Stasiun Kereta Api," kata Ganda kepada Tempo.
Baca Juga:
Baca: Ribuan Pengemudi Becak Motor di Medan Tolak Go-Jek dan Grab
Akibat aksi sweeping itu arus lalu lintas di sekitar stasiun kereta api hingga kawasan Lapangan Merdeka jadi macet. "Kami melihat ada pengemudi Go-Jek yang sempat dianiaya. Helm pengemudi Go-Jek dirampas dan dibanting ke jalan raya sampai hancur persis di Mal Center Point," ujar Ganda.
Meredam situasi yang kian memanas Kapala Kepolisian Sektor Medan Barat Komisaris Victor Ziliwu membubarkan kerumunan pengemudi becak motor. Pembubaran kerumunan juga bertujuan memperlancar arus lalu lintas yang macet.
"Pengemudi becak motor semua bubar. Jangan ada yang di jalan ini. Kalian jangan mengganggu arus lalu lintas. Saya tak segan-segan menangkap siapa pun yang mengganggu ketertiban umum," ucap Victor.
Lihat: Angkutan Umum di Malang Mogok untuk Protes Ojek Berbasis Aplikasi
Menurut Victor, polisi sedang menyelidiki aktor dibelakang bentrok pengemudi becak motor dan Go-Jek sekaligus memediasi pimpinan becak motor yang sering mangkal di Stasiun Kereta Api. "Sore ini akan kami mediasi kedua belah pihak di Kantor Polrestabes Medan bersama pihak Dinas Perhubungan Kota Medan," katanya.
Selasa kemarin ribuan pengemudi becak motor berunjuk rasa di Kantor Wali Kota Medan dan Kantor Gubernur Sumatera Utara. Mereka menolak angkutan berbasis online Go-Jek, Grab dan Go-Car yang belakangan ini diminati warga.
Pengemudi becak motor menolak angkutan berbasis online itu karena mereka dirugikan. Pengakuan pengemudi becak motor, setelah Go-Jek beroperasi, pendapatan mereka berkurang dan hanya Rp 25 ribu dalam sehari. Padahal sebelum ada Go-Jek dan sejenisnya, mereka bisa membawa pulang Rp 50 ribu hingga Rp 80 ribu sehari.
SAHAT SIMATUPANG