TEMPO.CO, Semarang -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pengembangan sejumlah pelabuhan di kawasan pantai utara Jawa Tengah seperti Tegal dan Semarang dilakukan untuk menopang proses pembangunan jalan tol Trans Jawa.
Pada tahun ini, sejumlah pelabuhan itu sudah bisa digunakan untuk menyuplai kebutuhan logistik pembangunan jalan tol.“Tegal juga bagian dari pelabuhan Tanjung Emas, dikembangkan selain untuk terminal ikan juga untuk menunjang pembangunan jalan tol, yang membutuhkan batu split,” kata Budi Karya Sumadi, saat berkunjung di Semarang, Rabu 22 Februari 2017.
Menurut Budi, keberadaan pelabuhan Tegal juga sangat diperlukan untuk menyuplai batu bara, yang dibutuhkan industri di sana. Kementerian Perhubungan akan mengaktifkan kembali pelabuhan niaga di kota Tegal, yang saat ini sudah tahap penataan pelabuhan existing agar bisa disandari kapal niaga.
Baca:
Diyakini Tol Trans Jawa Akan Beroperasi pada 2018
2018, Tol Trans Jawa 661 Kilometer Tersambung
Menteri menargetkan barang yang menjadi kebutuhan industri dan pembangunan jalan tol bisa masuk ada April. “Sudah siap, tinggal menata perahu kapal nelayan di dalam, menata agar tongkang bisa masuk,” kata Budi.
Selain menata pelabuhan Tegal, Kementerian Perhubungan juga menata pelabuhan Tanjung Emas Semarang, yang sudah pada fase reklamasi di Kali Baru barat dengan lahan seluas 22 hektar pada tahap pertama ini. Pembangunan dilakukan pada awal tahun ini akan berlanjut pada 2018 dengan membangun fasilitas di atasnya, seperti gudang perlengkapan dermaga.
“Itu untuk antisipasi pelabuhan existing yang sudah tak mencukupi lagi sehinga diperlukan pengembangan,” kata Budi.
Baca:
Menteri PU Berjanji, Tol Trans Jawa Selesai Akhir 2016
Finansial Closing Tol Trans Jawa Dirampungkan November 2016
Budi menjamin pembangunan pengembangan Tanjung Emas di Kota Semarang tidak akan mengganggu aktivitas nelayan. Pembangunan ini akan berlanjut ke tahapan selanjutnya, yang dilanjutkan dengan pengembangan lahan seluas sekitar 82 hektare.
Kementerian Perhubungan juga melakukan pembangunan infrastruktur pendukung seperti pengerukan alur untuk menopang kapal berukuran besar dengan ukuran draf semakin dalam.
Budi menyebutkan pembangunan itu lebih mengefesienkan biaya logistik karena mampu meningkatkan pengangkutan peti kemas sekitar 5000 twenty equivalent unit’s, (Teus) .
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Hamid Ponco Wibowo, mengatakan pembangunan infrastruktur besar-besaran di wilayah Jateng dinilai mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari sektor investasi.
“Karena di Jateng ditunjang oleh akselerasi proyek infrastruktur seperti lanjutan tol Trans Jawa, PLTU Batang, Bandara Ahmad Yani dan Wirasaba, serta Bendungan Bener,” kata Hamid.
Baca:
Tahun Depan Tol Transjawa Sampai Semarang Dijanjikan Selesai
Hamid meyakini pembangunan infrastruktur ini akan menaikkan pertumbuhan ekonomi di Jateng, yang sebelumnya lebih tinggi dari nasional. “Pada tahun 2016 lalu pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah mencapai 5,28 persen atau lebih tinggi dari nasional 5,02 persen,” kata Hamid.
Namun, Hamid menjelaskan ukuran pertumbuhan ekonomi di Jateng tidak hanya berasal dari sektor investasi, namun juga sektor konsumsi rumah tangga itu menjadikan kebijakan mengukur kesejahteraan publik.
EDI FAISOL