TEMPO.CO, Kediri - Ratusan warga Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, mulai berdatangan ke Kediri. Mereka akan mengikuti upacara penjemputan Gelar Datuk Tan Malaka di makam Desa Selopanggung pagi ini, Selasa, 21 Februari 2017
Dipimpin Wakil Bupati Limapuluh Kota Ferizal Ridwan, sekitar 160 orang tiba di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri tadi malam. Pondok pesantren ini menjadi tempat singgah mereka selama mengikuti prosesi penjemputan gelar di Kediri. “Saya membawa semua tokoh adat dan keluarga Datuk Tan Malaka ke sini,” kata Ferizal, Selasa.
Baca: Bupati Lampung Tengah Apresiasi Napak Tilas Tan Malaka
Rombongan ini berangkat dari Kabupaten Limapuluh Kota pada Kamis, 16 Februari 2017, menggunakan bus dan kendaraan pribadi. Sebagian anggota rombongan adalah ibu-ibu yang ingin berziarah ke makam Ibrahim Datuk Tan Malaka, yang merupakan pemegang kepemimpinan adat atas 142 Niniak Mamak atau penghulu (kepala kaum) di wilayah 3 nagari (desa) dari dua Kecamatan Suliki dan Gunung Omeh di Kabupaten Limapuluh Kota.
Upacara adat penjemputan gelar ini juga dihadiri keluarga Ibrahim Tan Malaka dari Jakarta, seperti Hengky Novaron Arsil, Ibarsjah, serta Zulfikar Kamarudin. Mereka adalah para keponakan Ibrahim Tan Malaka.
Pahlawan nasional ini tak memiliki istri juga anak. Hidupnya dihabiskan untuk dunia pergerakan dan perjuangan kemerdekaan. Namun makamnya tak mendapat penghormatan layak dari negara.
Baca: Keluarga Tan Malaka Tak Akan Tuntut Pengusutan Kematian
Prosesi penyerahan gelar dari almarhum Tan Malaka kepada Henky Novaron Arsil akan dilakukan di makamnya. Hengky adalah keponakan Ibrahim Tan Malaka dari garis keturunan ibu yang memegang peranan penting dalam tradisi Minang.
Seusai upacara penyerahan gelar, pada malam hari, para peziarah dan keluarga akan menggelar doa dan zikir di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri. Setelah acara itu, rombongan akan mengakhiri rangkaian prosesi pada Rabu pagi, 22 Februari 2017. Lalu, pulang ke kampung halaman.
“Jadi kami hanya melakukan prosesi di makam, tidak ada pembongkaran makam atau penjemputan jenasah,” kata Ferizal.
Baca: Pemindahan Makam Tan Malaka Diminta Seusai Tes DNA
Sebelumnya sempat terjadi ketegangan antara Pemerintah Kabupaten Kediri dan Kabupaten Limapuluh Kota terkait dengan rencana pemulangan jenasah Tan Malaka beberapa waktu lalu. Setelah sempat bersitegang, Wakil Bupati Kediri Masykuri Iksan dijadwalkan hadir dalam prosesi tersebut.
Kehadiran Masykuri merupakan bentuk penghormatan tuan rumah kepada keluarga dan masyarakat Kabupaten Limapuluh Kota. “Kehadiran Wabup (wakil bupati) untuk penghormatan tamu, tapi soal makam kita serahkan Kementerian Sosial,” kata Kepala Dinas Sosial Kabupaten Kediri Sugeng Waluyo.
Dia berkukuh, hingga saat ini, Pemerintah Kabupaten Kediri belum mengakui makam tersebut sebagai Tan Malaka. Pemerintah Kediri tetap meminta Kementerian Sosial melakukan uji DNA untuk benar-benar memastikan keaslian makam tersebut sebelum melakukan upaya lebih jauh.
HARI TRI WASONO