Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pengamat Politik: Pemilih Islam Mau ke Mana?  

image-gnews
Petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) membantu warga memasukan kertas suara yang ingin memberikan hak suaranya di TPS 45 RW 07, Kebon Pala, Jakarta Timur, 15 Februari 2017. Petugas KPPS menggunakan seragam sekolah untuk menarik perhatian warga dalam memberikan hak suaranya pada Pilkada DKI Jakarta 2017. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) membantu warga memasukan kertas suara yang ingin memberikan hak suaranya di TPS 45 RW 07, Kebon Pala, Jakarta Timur, 15 Februari 2017. Petugas KPPS menggunakan seragam sekolah untuk menarik perhatian warga dalam memberikan hak suaranya pada Pilkada DKI Jakarta 2017. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Adi Prayitno, pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, memperhatikan pola pemilih Islam pascareformasi. Terkait dengan pemilihan serentak pada 2017, pilkada DKI Jakarta bisa menjadi contohnya. Meskipun dalam pilkada DKI putaran kedua nanti jumlah pemilih beragama Islam dominan, suara pemilih muslim tampaknya tersebar dengan berbagai alasan, bisa ke Anies-Sandi atau ke Ahok-Djarot.

Pemilih Islam ke mana? "Pasca reformasi, saya termasuk salah seorang yang tak terlalu percaya dengan politik aliran Islam saat ini. Corak dan model keberagaman menjadi alasan fundamental tersebarnya pemilih Islam ke banyak partai," kata Adi.

Baca juga:
Pengamat Politik: Bisa Jadi SBY Pakai Jurus Pilpres 2014
Pengamat Politik: 4 Kemungkinan Berlabuh Suara Agus-Sylvi

Menurut dia, jika betul bahwa Islam menjadi sentiment elektoral dalam pilkada, sejatinya partai seperti Partai Amanat Nasional, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Persatuan Pembangunan bisa satu perahu dengan Partai Keadilan Sejahtera yang mendukung Anies-Sandi. "Tapi nyatanya tidak terjadi pada putaran pertama," ucapnya.

Sudah menjadi rahasia umum, menurut Adi, masing-masing partai Islam tersebut memiliki irisan ideologi yang berbeda-beda. "PKB dan PAN, misalnya. Pemilihnya yang berbasis NU dan Muhammadiyah relatif open minded, terbuka dan inklusif. Berbeda dengan pemilih PKS dan PPP yang relatif tertutup menjaga jarak dengan komunitas Islam lain," ujarnya. "Suasana kebatinan semacam itulah yang kerap menjadikan pemilih Islam tak solid dalam setiap hajatan elektoral."

Baca pula: Pengamat Politik: Jalan Sulit PAN, PKB, PPP di Pilkada DKI

Lebih lanjut, Adi menekankan pula persoalan gengsi. "Belum lagi soal gengsi, antarelite partai Islam turut mewarnai ketidakharmonisan pemilih Islam. Mereka terkotak-kotak secara alamiah, bergantung pada ke mana kiblat pemikiran mereka," tuturnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bahkan, pada level tertentu, menurut Adi, pemilih PKB, misalnya, sudah tak mempersoalkan latar belakang etnis dan agama calon pemimpin. "Berbeda dengan PKS dan PPP yang masih sulit menerima pemimpin dari kalangan minoritas, agama dan etnis tertentu. Dalam konteks pilkada DKI Jakarta, misalnya, meski PAN punya habit terbuka, sepertinya mereka cukup sulit menerima sosok yang cukup kontroversial menista agama dan menghardik ulama," kata Adi.

Meski begitu, dalam konteks demokrasi elektoral Indonesia saat ini, alasan corak keagamaan semacam itu mulai tak berarti. "Perlahan mulai tergantikan oleh kepentingan politik, konsesi kekuasaan, dan sebagainya," ucap Adi Prayitno.

S. DIAN ANDRYANTO

Simak: Pemuda Muhammadiyah Minta Ahok Dicopot, Jokowi:Tunggu Sidang


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Di Acara Milenial dan Gen Z, Anies Jawab Soal Tuduhan Politik Identitas Saat Pilkada DKI 2017

27 November 2023

Calon Presiden Anies Baswedan dalam acara Indonesia Millenial and Gen Z Summit 2023 di Senayan Park Jakarta, Jumat, 24 November 2023. TEMPO/Adinda Jasmine
Di Acara Milenial dan Gen Z, Anies Jawab Soal Tuduhan Politik Identitas Saat Pilkada DKI 2017

Anies Baswedan menjawab tuduhan soal penggunaan politik identitas saat Pilkada DKi 2017 pada acara Indonesia Milleninial and Gen-Z Summit 2023.


Anies Ungkit Momen Berutang di Pilkada DKI, Singgung Biaya Politik Mahal

30 September 2023

Bakal Calon Presiden Anies Baswedan usai mengisi acara Idea Fest 2023 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Sabtu, 30 September 2023. TEMPO/Bagus Pribadi
Anies Ungkit Momen Berutang di Pilkada DKI, Singgung Biaya Politik Mahal

Anies menuturkan mahalnya biaya kampanye bukan berarti ketika menjadi pejabat harus balik modal


Mudarat Opsi Kanibal Komponen KRL

8 Maret 2023

Mudarat Opsi Kanibal Komponen KRL

Pemerintah mempertimbangkan opsi retrofit atau perpanjangan umur pakai kereta listrik atau KRL menggunakan komponen kereta lain.


Di Acara Partai Ummat, Anies Baswedan Cerita Diberi Label saat Pilkada DKI 2017

14 Februari 2023

Anies Baswedan menghadiri acara Rapat Kerja Nasional Partai Ummat di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Selasa, 14 Februari 2023. TEMPO/Ima Dini Shafira
Di Acara Partai Ummat, Anies Baswedan Cerita Diberi Label saat Pilkada DKI 2017

Anies Baswedan menyebut ada dua pendekatan untuk menciptakan persepsi ini.


Anies Baswedan Buka Suara soal Utang Rp 50 Miliar ke Sandiaga: Sudah Selesai Dulu

11 Februari 2023

Mantan wagub DKI Sandiaga Uno mengucapkan selamat ulang tahun untuk Gubernur DKI Anies Baswedan di akun twitternya. Twitter.com
Anies Baswedan Buka Suara soal Utang Rp 50 Miliar ke Sandiaga: Sudah Selesai Dulu

Anies Baswedan menegaskan tidak ada utang yang hari ini harus dilunasi.


Politikus NasDem Minta Sandiaga Klarifikasi Surat Utang Anies Baswedan

11 Februari 2023

Tampilan yang disebut sebagai Surat utang Anies Baswedan ke Sandiaga Uno. Istimewa
Politikus NasDem Minta Sandiaga Klarifikasi Surat Utang Anies Baswedan

Ada juga poin yang menyatakan jika Anies-Sandi menang, maka Anies Baswedan bebas dari utang tersebut.


Soal Perjanjian Utang dengan Anies Baswedan, Sandiaga: Saya Baca Dulu

6 Februari 2023

Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno saat tiba di Sekber Gerindra-PKB di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin, 23 Januari 2023. TEMPO/M Julnis Firmansyah
Soal Perjanjian Utang dengan Anies Baswedan, Sandiaga: Saya Baca Dulu

Sandiaga belum mau menanggapi soal utang Anies Baswedan ke dirinya saat Pilkada DKI 2017.


Fadli Zon Buka Suara Soal Perjanjian Anies Baswedan - Sandiaga Uno di Pilkada DKI

6 Februari 2023

Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Gerindra Fadli Zon di DPR/MPR RI, Jakarta Selatan, Kamis, 22 September 2022 [Tempo/Eka Yudha Saputra]
Fadli Zon Buka Suara Soal Perjanjian Anies Baswedan - Sandiaga Uno di Pilkada DKI

Fadli Zon mengakui membikin draft perjanjian antara Anies Baswedan dan Sandiaga Uno saat Pilkada DKI 2017. Soal utang, Fadli tak mau bicara.


Wagub DKI Sebut Nasib Penjualan Saham Bir PT Delta Diserahkan ke Penjabat Gubernur

9 Agustus 2022

Aksi dukungan kepada Gubernur Anies Baswedan untuk menjual saham bir PT Delta Jakarta yang dimiliki Pemprov DKI di depan Gedung DPRD DKI Jakarta, Jakarta, Jumat, 8 Maret 2019. Demo ini digelar oleh Front Pembela Islam (FPI) bersama sejumlah ormas Islam dan masyarakat Betawi. TEMPO/Melgi Anggia
Wagub DKI Sebut Nasib Penjualan Saham Bir PT Delta Diserahkan ke Penjabat Gubernur

Penjualan saham bir PT Delta Djakarta adalah bagian dari janji kampanye Anies Baswdan dan Sandiaga Uno saat Pilgub DKI Jakarta.


Pesan Anies Baswedan untuk Kedua Putra Haji Lulung

31 Januari 2022

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat menerima gelar tokoh persatuan dan pembangunan dari PPP di DPW PPP, Duren Sawit, Jakarta Timur, Ahad, 30 Januari 2022. TEMPO/M Julnis Firmansyah
Pesan Anies Baswedan untuk Kedua Putra Haji Lulung

Anies Baswedan bercerita tentang dukungan yang diberikan Haji Lulung kepadanya dalam Pilkada DKI 2017.