Kementerian Sosial mengalokasikan anggaran Rp 36 juta untuk membangun setiap rumah. Sedangkan isi perabotan berupa kasur, bantal, dan selimut Rp 3 juta untuk setiap kepala keluarga. Selain itu, masih ada bantuan paket kepada 21 siswa sekolah dasar senilai Rp 200 ribu untuk satu anak, sembako, serta bantuan sandang.
"Total bantuan yang diberikan senilai Rp 901,2 juta," kata Khofifah yang mengaku tidak mudah mengajak warga Suku Anak Dalam untuk tinggal menetap. Mengingat selama ini mereka memiliki tradisi melangun atau meninggalkan tempat tinggalnya ketika ada kerabat meninggal.
Tradisi hidup berpindah-pindah dan mengandalkan alam untuk menunjang hidup dan kebutuhan sehari-hari, memang tidak mudah diubah. "Butuh ketelatenan dan kesabaran saat melakukan pendekatan untuk mengajak mereka tidak hidup nomaden lagi," ujarKhofifah.
Mengajak Suku Anak Dalam hidup menetap, kata Khofifah, bertujuan supaya mereka lebih sejahtera dan mandiri. Tidak cuma soal permukiman, mereka memerlukan pelayanan administrasi kependudukan, kesehatan, pendidikan, kehidupan beragama, akses kesempatan kerja, ketahanan pangan, dan pelayanan sosial lainnya.