TEMPO.CO, Banjarmasin - Pemerintah Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, mengukuhkan sedikitnya 600 orang sebagai pemangku sungai di kota setempat. Mereka terdiri atas anak-anak sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas se-Kota Banjarmasin.
“Sebagai duta barasih (bersih) Kota Banjarmasin, semoga anak-anakku bisa melaksanakan tugas sebaik-sebaiknya. Membersihkan Banjarmasin agar jadi Kota Baiman, bersin wan nyaman,” ujar Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina ketika memperingati Hari Peduli Sampah Nasional di siring Balai Kota Banjarmasin, Sabtu, 18 Februari 2017.
Ibnu ingin menumbuhkan gaya hidup bersih sejak usia anak-anak demi mewujudkan Banjarmasin sebagai kota berbasis sungai paling kinclong se-Indonesia. Menurut dia, pemangku sungai bertugas menggencarkan kebersihan lingkungan berbasis sungai di tengah masyarakat.
“Pemangku sungai bertugas mandiri terhadap kebersihan 104 sungai agar kesadaran hidup bersih semakin tumbuh,” ujar Ibnu.
Ia juga menggerakkan semua elemen masyarakat membersihkan lingkungannya pada Hari Peduli Sampah Nasional tahun 2017. “Babarasih diikuti 25 ribu orang, baik TNI, Polri, MUI, pecinta lingkungan, dan semua lapisan masyarakat se-Banjarmasin,” kata Ibnu menambahkan.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengaku terinspirasi atas inisiatif pembentukan pemangku sungai karena baru pertama di Indonesia. Menurut dia, gerakan pemangku sungai sejatinya selaras dengan kearifan lokal Banjarmasin sebagai kota berbasis sungai. Sebelumnya, kata Siti, pemerintah pusat telah mengakui keberadaan hak hutan adat.
“Ini (pemangku sungai) sesuatu yang baru. Saya berpikir, pemangku sungai sebagai pengakuan terhadap hak-hak budaya kearifan masyarakat lokal sesuai Protokol Nagoya,” kata Menteri Siti.
DIANANTA P. SUMEDI