TEMPO.CO, Brebes – Jumlah pengungsi korban banjir Brebes terus bertambah. Hingga Jumat, 17 Februari 2017, pengungsi bertambah menjadi 8.140 orang dari sekitar 5.000 orang. “Jumlah itu berdasarkan kebutuhan makanan yang terus meningkat,” kata koordinator dapur umum, Budi Laksono.
Dia mengatakan tambahan pengungsi itu berasal dari desa yang sama. Mereka adalah warga yang sebelumnya bertahan di rumah masing-masing untuk berjaga-jaga.
Baca:
Brebes Dikepung Banjir, Ribuan Penduduk Mengungsi
Banjir Tewaskan Seorang Anggota Tim SAR Boyolali
Mereka mengungsi di sejumlah tempat, di antaranya di Gelanggang Olahraga (GOR) dan kantor DPRD Brebes. “Mereka juga tersebar di posko di sejumlah desa,” ucapnya.
Hingga hari kedua, bantuan berupa pakaian, makanan, dan obat-obatan dari sejumlah elemen masyarakat terus berdatangan. Sumbangan tersebut dipusatkan di kantor Kwartir Cabang (Kwarcab) Pramuka Brebes. “Bagi masyarakat yang ingin membantu, langsung saja ke kantor Kwarcab (Lokasi di depan GOR Brebes),” katanya.
Para pengungsi saat ini membutuhkan selimut, pakaian (luar dan dalam), popok, pembalut, makanan dan minuman. “Ini kan banyak anak-anak juga. Kasihan mereka kedinginan,” kata Tainah, 50 tahun, warga Desa Terlangu, yang mengungsi di GOR Brebes.
Banjir yang melanda Brebes terjadi akibat jebolnya tanggul Sungai Pemali. Belasan desa di tiga kecamatan, yakni Brebes, Wanasari, dan Jatibarang, terendam. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Brebes Eko Andalas mengatakan tanggul yang jebol berada di Desa Lengkong sepanjang 30 meter dan Desa Kedungtukang, Kecamatan Jatibarang. Jebolan itu ada di empat titik, dengan panjang 5–10 meter.
MUHAMMAD IRSYAM FAIZ