TEMPO.CO, Bandung - Sekretaris Daerah Jawa Barat Iwa Karniwa mengatakan, pemerintah tengah mempercepat pembangunan jalan tol Cileunyi Sumedang Dawuan atau Cisumdawu. “Seksi 1 dan 2 dijadwalkan selesai sekaligus Oktober 2019, dan seksi 3 sampai 6 diharapkan lebih cepat selesainya pada April 2019,” kata dia di Bandung, Senin, 13 Februari 2017.
Iwa mengatakan, saat ini konstruksi jalan tol itu tengah dikerjakan untuk Seksi 2 antara Rancakalong-Sumedang sepanjang 17,05 kilometer dalam dua fase sejak September 2016 lalu. Fase pertama sepanjang 6,35 kilometer dengan biaya konstruksi Rp 1,36 triilun itu pembebasan lahan sudah menembus 97,06 persen dan dan pengerjaan fisik 83,31 persen. “Itu data sampai akhir Januari 2017,” kata dia.
Baca juga: Jokowi: Jalan Tol Cisumdawu Beroperasi 2018
Sementara Seksi 2 pada Fase 2 sepanjang 10,1 kilometer dengan biaya konstruksi menenembus Rp 3,4 triliun pembebasan lahannya sudah mencapai 80,12 persen per akhir Januari 2017. Pada Fase 2 ini termasuk pembangunan terowongan yang akan menjadi terowongan terpanjang di Indonesia sepanjang 472 meter. “Pengerjaan fisik Fase 2 baru 2,35 persen,” kata Iwa.
Iwa mengatakan, pembangunan Seksi 1 dan Seksi 2 jalan tol ini dibiayai oleh APBN dan pinjaman dari pemerintah Cina. Sementara pembangunan Seksi 3 sampai 6 sepanjang 32,8 kilometer dibiayai oleh badan usaha yang memenangkan tendernya, kecuali lahan yang dibebaskan pemerintah pusat. “Biayanya kontruksinya diserahkan pada badan usaha,” kata dia.
Menurut Iwa, untuk mempercepat konstruksi pembangunan jalan tol Cisumdawu itu, pengerjaan fisik menyusul Seksi 2, langsung loncat pada pengerjaan kontruksi Seksi 3 sampai 6. Seksi 3 sampai 6 itu dimulai dari Sumedang hingga interchange Dawuan di KM152 Jalan Tol Cipali. “Proses tahapan persiapan konstruksi sudah dimulai sejak Februari ini. Konstruksi diharapkan selesai April 2019,” kata dia.
Iwa mengatakan, pengerjaan Seksi 1 saat ini masih menunggu beresnya masalah lahan di kampus IPDN, Jatinangor Sumedang. “Pemerintah provinsi sedang memfasilitas proses administrasi saling hibah antara Kementerian Dalam Negeri dengan Kementerian PUPR,” kata dia.
Menurut Iwa, pada Seksi 1 jalan tol Cisumdawu ini akan menggunakan lahan di kampus IPDN seluas 60,33 hektare. “Prosesnya sedang kita usulkan pada Menteri Dalam Negeri untuk saling hibah. Semoga bisa diselsaikan pada Februari-Maret ini,” kata dia.
Iwa mengatakan, pemerintah Jawa Barat juga tengah memfasilitas penggunaan lahan kas desa di Sumedang untuk pembangunan jalan tol Seksi 1 seluas lebih dari 6 ribu meter persegi. “Sedang dalam proses di pemerintah Kabupaten Sumedang untuk segera diusulkan pada pemerintah povinsi untuk penyelesaikan tanah kas desa tersebut,” kata dia.
Iwa mengatakan, konstruksi pembangunan jalan tol Cisumdawu Seksi 1 ini menunggu penyelesaian penggunaan lahan IPDN serta tanah kas desa. “Kalau ini selesai, bisa langsung memasuki fase kontruksi. Target penyelesaianya Februari-Maret ini,” kata dia.
Pembangunan konstruksi Seksi 1 dan Seksi 2 dijadwalakan rampung bersamaan. “Seksi 1 dan 2 diharpakan sekaligus selesainya pada Agustus 2019,” kata Iwa.
Iwa mengatakan, jalan tol Cisumdawu ini disiapkan untuk menjadi akses jalan tol menuju Bandara Kertajati, sekaligus menjadi alternatif jalan Cadas Pangeran. “Jalan tol ini untuk menyambung interkoneksi menuju bandara, sekaligus jalan alternatif Cadas Pangeran yang sudah sangat berat bebannya,” kata Iwa.
Sebelumnya Asisten Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Sekretariat Daerah Jawa Barat, Deny Juanda Puradimaja mengatakan, pelebaran jalan alernatif Cadas Pangeran itu akan dikerjakan tahun ini oleh Kementerian PUPR. “Ada program bantuan dari APBN untuk menata dan melebarkan jalan itu dalam rangka Lebaran, dari Rancakalon sampai Sumedang,” kata dia
AHMAD FIKRI