Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pemilihan Kepala Dusun, Perempuan Masih Didiskriminasi  

image-gnews
Sejumlah perempuan membentangkan spanduk di bawah guyuran hujan deras, dalam unjuk rasa memperingati Hari Perempuan Sedunia di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Jumat (8/3). Para demonstran menyerukan persamaan hak serta menolak adanya diskriminasi, kekerasan, dan pemiskinan kaum perempuan. TEMPO/Seto Wardhana
Sejumlah perempuan membentangkan spanduk di bawah guyuran hujan deras, dalam unjuk rasa memperingati Hari Perempuan Sedunia di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Jumat (8/3). Para demonstran menyerukan persamaan hak serta menolak adanya diskriminasi, kekerasan, dan pemiskinan kaum perempuan. TEMPO/Seto Wardhana
Iklan

TEMPO.CO, Bantul - Diskriminasi menggagalkan Arlin Meila menjadi kepala dusun. Alumnus terbaik Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Negeri Yogyakarta itu tak dipilih Kepala Desa Sutrisno untuk memimpin Dusun Kurahan II, Desa Murtigading, Kecamatan Sanden, Bantul.

Arlin mengikuti ujian seleksi calon kepala dusun (kadus) pada 5 Desember 2016 di kantor desa. Tim penguji berasal dari Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Jabatan kepala dusun kosong setelah Sulaiman, kepala dusun sebelumnya, meninggal dunia. Ketika diumumkan pada 16 Desember lalu, Arlin memperoleh nilai tertinggi mengalahkan tiga pesaingnya. Namun Kepala Desa Murtigading Sutrisno menghalangi Arlin untuk bisa membantu tugasnya sebagai kepala desa.

Sutrisno menyebutkan kepala dukuh perempuan berbeda dengan laki-laki. Misalnya, ia mencontohkan, jika ada warga yang meninggal pada dinihari. Menurut dia, kepala dusun perempuan belum tentu segera mengurusi. Menurut Sutrisno, naluri perempuan berbeda dengan laki-laki. Pada dinihari, perempuan berpikir dulu soal keamanannya. “Jam 01.00 dan jam 02.00 itu waktu rawan buat perempuan,” kata Sutrisno di kantor Kelurahan Murtigading, Rabu, 8 Februari 2014 lalu.

Baca juga:
Perselingkuhan Diketahui Istri, Uber Dituntut Rp 636 Miliar
5 Jurus Mengelola Uang Saat Terima Gaji Pertama

Ia mengatakan punya kewenangan menilai calon kepala dukuh. Sutrisno ragu akan kemampuan Arlin yang masih berumur 23 tahun. Jadi kepala dukuh, kata dia, harus punya pengalaman. Ia menilai Arlin belum siap secara psikologis. Bagi Sutrisno, kemampuan intelektual nomor dua setelah kesiapan mental.

Setelah nilai dari tim seleksi keluar, Sutrisno menemui Arlin dan orang tuanya. Kepada Arlin dan orang tuanya, Sutrisno membujuk dengan mengatakan tugas kepala dusun berat. Sutrisno mengatakan, bila ia menjadi orang tua Arlin, ia tak akan mengizinkannya menjadi kepala dusun karena bakal tombok mengurus warganya. Sutrisno lalu menawari Arlin menjadi staf kantor desa urusan teknologi informatika. Arlin menolak tawaran itu.

Sutrisno beralasan pertemuannya dengan Arlin untuk mengetahui kesiapan mental Arlin dan keluarganya. Selanjutnya, Sutrisno akan menyampaikannya kepada Camat Sanden Fatoni. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pamong Desa memberi kewenangan lurah berkonsultasi dengan camat ihwal calon kepala dusun setelah hasil ujian seleksi diumumkan.

Sebagai pejabat yang diajak konsultasi, Fatoni mendapat masukan dari Sutrisno yang meragukan kemampuan Arlin. Mendengar hal itu, Fatoni pun mendatangi Arlin untuk mengetahui kesiapan Arlin menjadi kepala dukuh. Dari diskusi itu, Fatoni berkesimpulan Arlin mampu. “Arlin layak dan matang, tapi kepala desa yang menentukan,” kata Fatoni.

Baca juga:
Siapa Saja Kandidat Ketua Mahkamah Agung
Ahok Dapat Dana Kampanye dari Masyarakat Sebesar 60 Miliar

Sutrisno membantah menghalangi Arlin. Ia juga menampik tudingan bertindak diskriminatif. “Ini kehendak Allah,” katanya. Ia dilantik menjadi kepala desa pada tahun lalu. Selain menganggap Arlin tak siap mental, Sutrisno mengklaim ada penolakan dari enam tokoh masyarakat setempat. Sutrisno menyebut satu per satu tokoh masyarakat yang menolak Arlin, di antaranya Zainuri, pegiat Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa Dusun Kurahan. Zainuri membantah tokoh masyarakat menolak calon dukuh perempuan. “Kami ketemu lurah hanya klarifikasi,” kata Zainuri.

Sutrisno akhirnya mengangkat Haryanto, yang nilai ujiannya persis di bawah Arlin, pada 30 Desember lalu. Alasannya, Haryanto lebih berpengalaman dan siap secara mental untuk memimpin dusun berpenduduk 500 orang yang sebagian besar petani dan buruh tani itu. Haryanto juga aktif di Karang Taruna dan pernah bekerja sebagai manajer hotel bagian makanan dan minuman.

Kabar Haryanto menyuap Sutrisno pun merebak di desa itu. Sejumlah orang menyatakan, secara ekonomi, Haryanto lebih baik dibanding Arlin yang berlatar belakang keluarga pas-pasan. Ayahanda Arlin, Suhardi, bekerja serabutan, sedangkan Suprihatin, ibundanya, guru mengaji. Sutrisno menampik tudingan itu. “Saya dituduh terima suap, enggak benar itu,” kata Sutrisno. Haryanto pun menganggap pengangkatannya bukan karena Sutrisno diskriminatif ataupun lantaran suap. “Tak ada aturan yang dilanggar dan tak benar ada suap,” kata Haryanto.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Arlin menolak tawaran Sutrisno untuk menjadi staf desa karena berdasarkan seleksi ia mampu menjadi kepala dukuh. “Saya bilang ke Pak Kepala Desa Sutrisno bahwa saya sudah mempelajari tugas kepala dukuh, aturan, dan segala risikonya,” kata Arlin. Ia maju mencalonkan diri bukan asal-asalan. Dia mendapat dukungan dari masyarakat di RT 01 dan RT 02 di desa itu. Arlin berhasil mengumpulkan dukungan 64 kartu tanda penduduk dari 50 syarat minimal. Ia mengetuk dari pintu ke pintu untuk mendapatkan dukungan.

Kuatnya dukungan buat Arlin diungkapkan sesepuh Dusun Kurahan II, Basir. Ia mengatakan sebagian warga dusun itu mendukung Arlin karena kemampuannya. Arlin dikenal sebagai perempuan yang pandai dan pintar bersosialisasi. Dia mengajari anak-anak mengaji di masjid dekat rumahnya. “Aturan tak memandang ia laki-laki atau perempuan. Mengapa ia yang peringkat pertama malah tersingkir?” kata Basir.

Diskriminasi terhadap Arlin ini mendapat perhatian Hidayatut Thoyyibah, aktivis perempuan yang bergerak di bidang advokasi Undang-Undang Desa. Mereka mendatangi Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Bantul, Arni Tyas Palupi, Rabu, 11 Februari 2017. Kedatangan mereka bertujuan mendorong Dewan membahas diskriminasi yang menimpa Arlin.

Baca juga:
Perasa pada Rokok Elektronik Ancam Kualitas Sperma
Gadis Ini Menyesal Menang Lotere Rp 1,6 M, Ini Penyebabnya

Wakil Ketua DPRD Bantul Arni Tyas Palupi mengatakan DPRD sedang menggali informasi ihwal kasus yang menimpa Arlin. Ia juga akan berkomunikasi dengan Komisi A DPRD Bantul untuk membahasnya. “Saya ingin ketemu Arlin. Saya tak mau ada sentimen buruk terhadap perempuan,” kata Arni. Senada dengan Arni, Bupati Bantul Suharsono mengatakan tak boleh ada pembedaan terhadap perempuan dan laki-laki dalam pengisian perangkat desa. Menurut dia, tes psikologi penting di samping tes akademik lain. “Aspek psikologi, kecerdasan, dan sikap kerja menjadi pertimbangan,” kata dia.

Hidayatut Thoyyibah mengatakan diskriminasi terhadap calon kepala dukuh perempuan itu baru pertama ia temukan. Menurut dia, peraturan daerah tentang pamong desa tidak menjadikan Undang-Undang Anti-Diskriminasi sebagai landasan sehingga membuka celah terjadinya diskriminasi.

Padahal, kata dia, Undang-Undang Desa menyebutkan kewajiban untuk adil gender. Bila aturan itu dilanggar, kepala desa bisa dikenai sanksi administrasi hingga pemberhentian. “Diskriminasi terhadap Arlin merupakan preseden buruk. Ini harus ada perbaikan sistem demi keadilan gender,” kata Hidayatut.

SHINTA MAHARANI

Hasil Seleksi Calon Kepala Dukuh Kurahan
Nama                         Hasil ujian
Arlin Melia                  301,28
Haryanto                   274,08
Sigit Rohmadi            271,74
Sigit Parwoto            261,38

Materi ujian
- pengetahuan umum
- psikologi
- wawancara
- praktek

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Inilah 4 Akar Masalah Papua Menurut LIPI

11 hari lalu

Kondisi terkini pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens, yang disandera Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM). Foto: TPNPB-OPM
Inilah 4 Akar Masalah Papua Menurut LIPI

Ada empat akar masalah Papua, yakni sejarah dan status politik, diskriminiasi, kekerasan dan pelanggaran HAM berat, dan kegagalan pembangunan.


Asal Mula Hari Peduli Autisme Sedunia, Memahami Orang-orang dengan Spektrum Autisme

22 hari lalu

Seorang pengunjung melihat sejumlah lukisan karya penyandang autisme saat pameran karya seni Art for Autism di Atrium Grand City, Surabaya, Selasa (2/4). Pameran untuk memperingati Hari Autisme Sedunia  ini sebagai salah satu bentuk kepedulian terhadap penyandang autisme dan juga sebagai kampanye menolak diskriminasi terhadap penyandang autisme. TEMPO/Fully Syafi
Asal Mula Hari Peduli Autisme Sedunia, Memahami Orang-orang dengan Spektrum Autisme

Hari Peduli Autisme Sedunia diperingati setiap 2 April untuk meningkatkan kesadaran tentang Gangguan Spektrum Autisme (ASD)


Begini Ketentuan dan Bunyi Pasal Penistaan Agama yang Menjerat Panji Gumilang

29 hari lalu

Pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun Panji Gumilang mendatangi Mabes Polri untuk memenuhi panggilan pemeriksaan penyidik Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Jakarta, Selasa, 1 Agustus 2023. Panji Gumilang diperiksa atas kasus dugaan penistaan agama, ujaran kebencian, berita bohong, Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) hingga penyalahgunaan uang zakat. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Begini Ketentuan dan Bunyi Pasal Penistaan Agama yang Menjerat Panji Gumilang

Panji Gumilang dijerat Pasal Penodaan Agama, penghinaan terhadap agama di Indonesia masih mengacu pada Pasal 156a KUHP.


Mangkrak 20 Tahun, Apa Itu RUU PPRT yang Belum Juga Disahkan DPR?

46 hari lalu

Aktivis dari Aliansi Pekerja Rumah Tangga (PRT) menggelar aksi mogok makan di depan Gedung DPR RI, Senin, 14 Agustus 2023. Mereka berencana melakukan aksi mogok makan setiap hari ,dari pukul 10.00-17.00 WIB sampai RUU PPRT disahkan. TEMPO/M Taufan Rengganis
Mangkrak 20 Tahun, Apa Itu RUU PPRT yang Belum Juga Disahkan DPR?

Dua dekade RUU Perindungan Pekerja Rumah Tangga mangkrak tidak disahkan. Ini penjelasan mengenai RUU PPRT.


International Women's Day Jogja 2024, Srikandi UGM: Rebut Kembali Hak Perempuan yang Tidak Diperjuangkan Pejabat Negara

48 hari lalu

Salah satu turunan tuntutan utama aksi International Women's Day Jogja 2024 berupa akses pendampingan bagi korban kekerasan difabel, pada Jumat 8 Maret 2024. TEMPO/Rachel Farahdiba R
International Women's Day Jogja 2024, Srikandi UGM: Rebut Kembali Hak Perempuan yang Tidak Diperjuangkan Pejabat Negara

Peringatan International Women's Day Jogja 2024, Ketua Divisi Aksi dan Propaganda Srikandi UGM sebut mengusung tema "Mari Kak Rebut Kembali!"


Tentara Perempuan Ukraina Berperang di Dua Front: Melawan Rusia dan Diskriminasi di Militer

48 hari lalu

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy memberikan penghargaan kepada seorang Marinir Ukraina pada perayaan Hari Marinir Ukraina di garis depan, di tengah serangan Rusia terhadap Ukraina, di lokasi yang tidak diketahui. Ukrainian Presidential Press Service/via REUTERS
Tentara Perempuan Ukraina Berperang di Dua Front: Melawan Rusia dan Diskriminasi di Militer

Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan pada Oktober lalu bahwa hampir 43.000 tentara perempuan saat ini bertugas di militer.


Malaysia Menang Terkait Isu Diskriminasi Uni Eropa terhadap Sawit di WTO

49 hari lalu

Seorang pekerja menurunkan kelapa sawit dari sebuah truk di pabrik kelapa sawit di Salak Tinggi, di luar Kuala Lumpur, Malaysia, 4 Agustus 2014. [REUTERS / Samsul Said / File Foto]
Malaysia Menang Terkait Isu Diskriminasi Uni Eropa terhadap Sawit di WTO

Malaysia memenangkan gugatan di WTO melawan tindakan diskriminasi Uni Eropa terhadap produk biofuel dari minyak sawit.


Kisah Marie Thomas Melawan Diskriminasi hingga Jadi Dokter Perempuan Pertama di Hindia Belanda

19 Februari 2024

Marie Thomas menyelesaikan pendidikan di STOVIA pada 1922 dan langsung bekerja sebagai dokter di rumah sakit terbesar di Batavia kala itu, Centrale Burgerlijke Ziekeninrichting yang sekarang menjadi RS Cipto Mangunkusumo. Spesialisasi yang diambilnya adalah bidang ginekologi dan kebidanan. Javapost.nl
Kisah Marie Thomas Melawan Diskriminasi hingga Jadi Dokter Perempuan Pertama di Hindia Belanda

Marie Thomas dikenal sebagai dokter perempuan pertama. Ia melalui diskriminasi saat sekolah kedokteran


Mengenang Gus Dur, Presiden yang Mencabut Inpres Larangan Merayakan Imlek

8 Februari 2024

Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. dok. TEMPO
Mengenang Gus Dur, Presiden yang Mencabut Inpres Larangan Merayakan Imlek

Presiden Gus Dur mencabut instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967 pada era Presiden Soeharto yang melarang perayaan Imlek.


Universitas Harvard Dikomplain Diduga Diskriminasi Mahasiswa Muslim

8 Februari 2024

Sebuah tanda tergantung di gerbang sebuah gedung di Universitas Harvard di Cambridge, Massachusetts, AS, 6 Juli 2023. REUTERS/Brian Snyder
Universitas Harvard Dikomplain Diduga Diskriminasi Mahasiswa Muslim

Kementerian Pendidikan Amerika Serikat mengusut komplain bahwa Universitas Harvard terlibat dalam diskriminasi mahasiswa muslim pendukung Palestina.