Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keluarga Tan Malaka Tak Akan Tuntut Pengusutan Kematian  

image-gnews
Pembongkaran makam yang diduga sebagai makam Tan Malaka, untuk diteliti tulang belulangnya oleh tim forensik dari Universita Indonesia di Desa Selo Panggung, Kediri, Jawa Timur (12/9). ANTARA/Arief Priyono
Pembongkaran makam yang diduga sebagai makam Tan Malaka, untuk diteliti tulang belulangnya oleh tim forensik dari Universita Indonesia di Desa Selo Panggung, Kediri, Jawa Timur (12/9). ANTARA/Arief Priyono
Iklan

TEMPO.CO, Kediri - Keluarga Tan Malaka menegaskan tak akan menuntut pengusutan atas kematian pahlawan kemerdekaan nasional tersebut. Mereka hanya berharap pengakuan negara atas hak kepahlawanan Tan yang selama ini dikaburkan.

Hengky Novaron Arsil, keponakan Ibrahim Datuk Tan Malaka sekaligus pewaris gelar Datuk Tan Malaka mengatakan, seluruh keluarga besar Ibrahim Datuk Tan Malaka telah mengikhlaskan kematiannya sebagai bagian dari proses revolusi bangsa Indonesia. “Kami tidak akan menuntut siapa pun atas kematian datuk kami,” kata Hengky kepada Tempo, Minggu 12 Februari 2017.

Baca: Pemindahan Jasad Tan Malaka Diserahkan ke Kementerian Sosial

Meski kematian tokoh kiri itu hingga kini masih misterius, namun sebagian besar kalangan meyakini jika aktivis asal Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, itu tewas dieksekusi militer. Ketidakterbukaan baik pemerintah maupun TNI dalam mengungkap sejarah kematian Tan Malaka inilah yang berbuntut pada ketidakjelasan keberadaan makam Tan Malaka, hingga munculnya penelusuran sejarah Harry A Poeze. Sejarawan asal Belanda inilah yang menemukan jejak makam Tan Malaka di lereng Gunung Wilis, Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri.

Keluarga Tan Malaka sendiri, menurut Hengky, meyakini kebenaran penelusuran tersebut karena belum ada penelusuran lain yang lebih akurat. Karena itu, dia berterima kasih kepada Poeze yang telah menemukan keberadaan leluhurnya meski sempat ditutupi puluhan tahun oleh rezim penguasa. “Kini kami hanya berharap negara memberikan hak dan perlakuan layak sebagai pahlawan nasional,” katanya.

Baca: Aktivis Ingin Ajaran Tan Malaka Masuk Kurikulum Pendidikan

Ihwal rencana pemindahan makam Tan Malaka ke kampung halamannya Sumatera Barat, Hengky menegaskan hal itu sebagai bagian dari sebuah prosesi adat, di mana jasad Ibrahim Tan Malaka yang merupakan pemegang kekuasaan atas sejumlah nagari atau desa harus dikuburkan bersama makam datuk lainnya di kampung halaman.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain itu, dia juga mengaku prihatin atas kondisi makam Tan Malaka di lereng Wilis yang tak mendapat perhatian sama sekali. Sebelum diperbaiki oleh keluarga, makam itu teronggok begitu saja tanpa nisan di kompleks pemakaman umum Desa Selopanggung. Namun, meski demikian, dia masih bersyukur masyarakat setempat memperlakukan Tan Malaka sebagai leluhur desa dan mendoakannya setiap kegiatan pengajian kampung.

Direktur Ekeskutif Tan Malaka Institute Jawa Timur yang juga panitia penjemputan jasad Ibrahim Datuk Tan Malaka, Imam Mubarok Muslim, menyatakan keinginan keluarga untuk memindahkan makam Tan Malaka ke Sumatera Barat bukan harga mutlak. Jika masyarakat Selopanggung menghendaki makam tersebut tak dipindah, pihak keluarga tak berkeberatan untuk tetap membatalkan pemindahan itu. “Kita akan memindahkan prosesi penyematan adat gelar Datuk Tan Malaka di Kediri, itu solusinya,” kata Imam Mubarok.

Rencananya sebanyak 150 tokoh adat dan masyarakat Kabupaten Limapuluh Kota akan beranjak ke Kediri pada 21 Februari 2017 untuk melakukan prosesi tersebut. Penyematan gelar Tan Malaka kepada Hengky Novaron Arsil ini harus dilakukan di makam leluhurnya jika telah wafat.

Imam mengakui jika sampai saat ini masih ada polemik soal kebenaran makam Tan Malaka di Desa Selopanggung. Namun, karena hal ini menyangkut kepercayaan keluarga selaku pemegang hak jasad, dia menyerahkan sepenuhnya hal itu kepada keluarga. “Dalam hal ini keluarga meyakini itu benar jasad Tan, jadi tak perlu diperdebatkan lagi,” kata dia.

HARI TRI WASONO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Solihin GP Wafat, Pj Wali Kota Bandung Kenang Kiprah Mang Ihin Atasi Krisis Pangan Lewat Gogo Rancah

49 hari lalu

Solihin GP dan Presiden Soeharto (Dok. Facebook/Sejarah Sunda)
Solihin GP Wafat, Pj Wali Kota Bandung Kenang Kiprah Mang Ihin Atasi Krisis Pangan Lewat Gogo Rancah

Tokoh Jawa Barat Solihin GP yang akrab disapa Mang Ihin itu meninggal saat perawatan di Rumah Sakit Advent Bandung.


Kisah Solihin GP Rayakan Ulang Tahun Ke-80 di Unpad, Ingatkan Pentingnya Pemberantasan KKN

49 hari lalu

Susi Pudjiastuti berbincang dengan mantan Gubernur dan sesepuh Jawa Barat Solihin GP atau Mang Ihin saat penganugerahan Doktor Kehormatan untuk Jusuf Kalla di Bandung, Senin, 13 Januari 2020. Mang Ihin juga disebut sebagai
Kisah Solihin GP Rayakan Ulang Tahun Ke-80 di Unpad, Ingatkan Pentingnya Pemberantasan KKN

Solihin GP mengajak masyarakat kembali ke konsep dasar dalam mengelola lingkungan hidup.


Tokoh Jawa Barat Solihin GP Meninggal di Bandung

49 hari lalu

Susi Pudjiastuti meluapkan rasa rindunya pada mantan Gubernur dan sesepuh Jawa Barat Solihin GP atau Mang Ihin saat penganugerahan Doktor Kehormatan untuk Jusuf Kalla di Bandung, Senin, 13 Januari 2020. Mang Ihin menjadi Gubernur Jawa Barat pada tahun 1970-1975. TEMPO/Prima Mulia
Tokoh Jawa Barat Solihin GP Meninggal di Bandung

Mantan Gubernur Jawa Barat yang juga pendiri Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS) Solihin GP wafat di usia 97 tahun.


Cendekiawan Ignas Kleden Berpulang setelah Dua Tahun Mengidap Gangguan Ginjal

22 Januari 2024

Ignas Kleden. TEMPO/Subekti
Cendekiawan Ignas Kleden Berpulang setelah Dua Tahun Mengidap Gangguan Ginjal

Ignas Kleden dikenal sebagai sosok sastrawan, sosiolog, dan kritikus sastra asal lores Timur.


Jenazah Lukas Enembe Disambut Tangisan Ratapan Suku Sentani di Jayapura

28 Desember 2023

Masyarakat Adat Suku Sentani dan seluruh masyarakat Kampung Harapan di Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua melakukan prosesi tangisan meratap (hela-hili) di depan Gedung Stadion Lukas Enembe dan Gereja GKI Filadelfia di Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua, Kamis, 28 Desember 2023. ANTARA/Agustina Estevani Janggo
Jenazah Lukas Enembe Disambut Tangisan Ratapan Suku Sentani di Jayapura

Dantje Nere mengatakan masyarakat adat yang juga sebagai warga jemaat GKI Filadelfia Kampung Harapan setempat sangat merasa kehilangan Lukas Enembe.


Profil Doni Monardo, Mantan Ketua BNPB yang Meninggal Hari Ini

3 Desember 2023

Ketua Umum PP PPAD, Letjen TNI Purn Doni Monardo menerima silaturahmi Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres), Marsekal Muda TNI Wahyu Hidayat Soedjatmiko, Wadan Paspampres Brigjen TNI (Mar) Oni Junianto, beserta jajaran di Aula Soerjadi, Gedung PPAD Jalan Matraman Jakarta Timur Selasa 24 Januari 2023. Foto Istimewa
Profil Doni Monardo, Mantan Ketua BNPB yang Meninggal Hari Ini

Doni Monardo menjabat sebagai Ketua Umum PPAD atau Persatuan Purnawirawan Angkatan Darat untuk periode 2021-2026.


Eks Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo Berpulang

3 Desember 2023

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) Doni Monardo melakukan donor plasma konvalesen setelah 17 hari dinyatakan sembuh dari Covid-19. Foto: BNPB
Eks Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo Berpulang

Doni Monardo jatuh sakit dan menjalani proses perawatan intensif di rumah sakit sejak 22 September 2023.


Kebijakan Sekolah Lima Hari di Kota Kediri akan Dievaluasi, Ini Sebabnya

24 Oktober 2023

Ilustrasi Sekolah Tatap Muka atau Ilustrasi Belajar Tatap Muka. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Kebijakan Sekolah Lima Hari di Kota Kediri akan Dievaluasi, Ini Sebabnya

Kebijakan sekolah lima hari di Kota Kediri ini baru dimulai pada September lalu.


Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait Berpulang

26 Agustus 2023

Arist Merdeka Sirait. Instagram
Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait Berpulang

Arist Merdeka Sirait meninggal dalam usia 63 tahun pada pukul 08.30 WIB di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.


5 Kuliner Khas Kediri yang Kaya Akan Cita Rasa

29 Juli 2023

Pekerja menyaring air kedelai di sebuah perusahaan tahu takwa di Kediri, Jawa Timur (18/6). Para pengusaha mengeluhkan minimnya permintaan tahu kuning khas Kediri tersebut. Foto: ANTARA/Arief Priyono
5 Kuliner Khas Kediri yang Kaya Akan Cita Rasa

Selain punya banyak destinasi wisata, Kediri juga memiliki kuliner yang tidak kalah nikmat di lidah.