TEMPO.CO, Semarang - Kepolisian menyelidiki pembongkaran tenda perjuangan warga penolak dan pendukung pendirian pabrik Semen Indonesia di Rembang, Jawa Tengah.
"Sudah dilakukan olah tempat kejadian, penyidik Polres Rembang sedang menyelidiki," kata Kabid Humas Polda Jawa Tengah Komisaris Besar Djarod Padakova di Semarang, Sabtu 11 Februari 2017.
Ia menegaskan, tidak ada pembakaran Al Quran maupun bendera dalam kejadian tersebut. Menurut dia, barang-barang yang ada di tenda tersebut sudah diamankan di Mapolres Rembang.
Wakil Kapolres Rembang Komisaris Pranandya Subiyakto mengatakan, pembongkaran tenda kubu penolak maupun pendukung terjadi pada Jumat malam 10 Februari 2017.
Kayu serta tenda yang biasa digunakan warga tersebut kemudian dibakar. Pelaku juga membongkar bangunan kayu yang biasa digunakan untuk beribadah.
"Barang-barang di dalamnya sudah diamankan oleh petugas keamanan pabrik semen," katanya.
Baca juga:
SBY Bernyanyi: Tuhan Kirimkan Aku Gubernur yang Baik Hati
Cerita Djarot Gemas dan Cubit Paha Ahok Saat Debat
Saat ini, polisi sedang memeriksa sejumlah saksi yang diduga mengetahui kejadian tersebut. Saksi yang diperiksa, menurut dia, termasuk sejumlah petugas keamanan pabrik semen PT Indonesia.
Sekretaris Perusahaan PT Semen Indonesia, Agung Wiharto, membantah tudingan bahwa pekerjanya yang menjadi pelaku pembongkaran dan pembakaran tenda. "Saya dapat informasi, kalau itu orang yang pro ke kami," kata Agung Wiharto kepada Tempo saat dihubungi, Sabtu 11 Februari 2017.
Agung mengklaim sekitar 90 persen penduduk mendukung berdirinya pabrik semen di Rembang. Akibatnya, warga yang pro dan kontra berhadapan satu sama lain. "Bahkan kami dibilang tidak usah ikut campur, karena itu urusan warga."
Sebelumnya, Koordinator Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK), Joko Prianto, mengatakan ada pembakaran tenda perjuangan dan musholla para petani penolak pabrik semen di Rembang. Dia menjelaskan kalau kejadian itu terjadi kemarin malam, dan diduga dilakukan oleh pekerja pabrik semen.
DIKO OKTARA | ANTARA