TEMPO.CO, Jakarta - Banjir menggenangi tujuh kecamatan di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Sabtu, 11 Februari 2017. Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengatakan banjir tersebut disebabkan oleh luapan sungai. "Selama lima hari terakhir, hujan deras berlangsung," ucapnya melalui keterangan tertulisnya, Sabtu, 11 Februari 2017
Tujuh kecamatan tersebut antara lain Kecamatan Labuan Badas, Empang, Terano, Sumbawa, Unter Iwes, Moyo Utara, dan Moyo Hilir. Akibatnya, 40.219 jiwa terdampak banjir dengan ketinggian hingga 70 sentimeter ini.
Baca juga: Banjir di Lombok Timur dan Sumbawa, 30 Ribu Jiwa Terdampak
Untuk sementara, korban mengungsi di masjid dan kantor pemerintah daerah."Pengungsi sering bolak-balik ke rumah dan tempat pengungsian," ujarnya.
Sementara itu, korban terdampak banjir di Kecamatan Moyo Utara dan Moyo Hilir bertahan dengan memanfaatkan rumah panggung, baik milik pribadi maupun tetangga. Pengiriman bantuan pun, menurut Sutopo, terkendala karena tidak dapat diakses kendaraan, hanya bisa dengan perahu karet.
Sutopo menuturkan, saat ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, BNPB, TNI, Polri, Badan SAR Nasional, satuan kerja perangkat daerah, relawan, dan masyarakat terus menjalankan penanganan darurat. Setiap camat di daerah terdampak mengaktifkan dapur umum. Dinas Kesehatan mengaktifkan puskesmas 24 jam per hari. BPBD Provinsi NTB telah memberikan bantuan logistik dari BNPB kepada masyarakat.
"Bantuan logistik berupa 900 dus air mineral, 120 paket lauk-pauk, 700 dus mi instan, 60 paket tambahan gizi, 25 lembar selimut, 20 paket kit ware, 50 paket family kit, 10 paket hygiene, 10 paket sandang, 25 lembar matras, dan lainnya. Saat ini, kebutuhan mendesak mereka adalah air bersih, obat-obatan, dan perahu bermesin," katanya.
INGE KLARA SAFITRI
Simak:
Penjarakan Ahok dan Gubernur Kriteria MUI, Ramaikan Aksi 112
Aksi 112, Disumpah Bela Ulama di Bawah Komando Rizieq Syihab