TEMPO.CO, Jakarta -Wakil Presiden Jusuf Kalla meyakini E-KTP palsu dari Kamboja yang ditemukan aparat Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta bukan untuk tujuan Pilkada. Menurut Kalla, ada dua kemungkinan tentang tujuan penggunaan KTP palsu tersebut.
"Kemungkinan untuk penipuan, buka rekening dengan KTP palsu itu," kata Kalla, Jumat, 10 Februari 2017, di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta. Kemungkinan lainnya, kata Kalla, adalah menipu orang dengan E-KTP, NPWP, buku tabungan, dan ATM yang ditemukan itu. "Karena ada ATM-nya juga, berarti dia mau ambil uang. Jadi bisa terjadi dia bikin rekening macam-macam, menipu."
Menurut Kalla, terlalu riskan bahwa E-KTP palsu itu akan digunakan untuk Pilkada karena jumlahnya hanya berkisar puluhan. Efek penggunaan KTP palsu itu dianggapnya tidak terlalu besar.
Kalau untuk Pilkada, kata Kalla, tentu penggunaan KTP palsu akan besar-besaran. Jika memang digunakan untuk Pilkada, tentu efeknya akan kecil. "Tentu ada juga efeknya, tapi menurut saya kemungkinannya lebih faktor penipuan," kata Kalla.
Baca : Soal KTP Asal Kamboja, Publik Diminta Tak Berspekulasi
Direktur Jenderal Bea dan Cukai Heru Pambudi menduga masuknya sejumlah barang berupa KTP, NPWP, buku tabungan, dan kartu ATM melalui kantor Bea Cukai Soekarno Hatta digunakan untuk tindakan kejahatan. “Bisa jadi pengiriman ini terkait dengan rencana kejahatan siber, kejahatan perbankan, atau pencucian uang,” katanya dalam keterangan tertulis, Kamis 9 Februari 2017.
Heru mengatakan, saat ini, pihaknya tengah mendalami motif pengiriman barang-barang tersebut bersama Direktorat Jenderal Pajak, kepolisian, dan Kementerian Dalam Negeri. Koordinasi dilakukan secara intensif untuk mengetahui motif pengiriman itu.
Atas masuknya barang-barang tersebut Direktorat Jenderal Bea dan Cukai menerima kunjungan dari Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat yang dipimpin Agung Widyantoro pada Kamis kemarin. Heru menuturkan kunjungan anggota Dewan tersebut untuk mengkonfirmasi kabar masuknya KTP palsu melalui kantor Bea dan Cukai Soekarno Hatta.
Baca : Penjelasan Bea Cukai Soal 36 Paket E-KTP Asal Kamboja
Heru membenarkan bahwa pada Jumat, 3 Februari 2017, pihaknya menerima pengiriman sejumlah barang melalui Fedex. Barang-barang itu di antaranya 36 lembar KTP, 32 lembar kartu NPWP, satu buku tabungan, dan sebuah kartu ATM. Ia mengatakan barang kiriman itu berasal dari Kamboja.
Menurut Heru, sesuai dengan prosedur, petugas lapangan memeriksa secara rutin terhadap barang-barang yang dikirim melalui perusahaan jasa titipan, termasuk dari Fedex. Pemeriksaan dilakukan, baik untuk dokumen maupun fisik barang, dengan menggunakan alat bantu X-ray. Pemeriksaan yang dilakukan bersama petugas Fedex ini merupakan kegiatan rutin. Untuk memastikan motif pengiriman itu, pihaknya akan fokus mendalami lebih lanjut.
AMIRULLAH SUHADA | DANANG FIRMANTO