TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok Kerja Sinergi Stop Stigma berdiskusi dengan Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia I Wayan K. Dusak di kantor Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Jakarta Pusat, Kamis, 9 Februari 2017.
Diskusi itu juga dihadiri para kepala lembaga pemasyarakatan se-Jakarta. Mereka membahas soal stigma negatif yang sering disematkan kepada penghuni LP.
Ketua Forum Sinergi Stop Stigma yang juga disingkat Forum S3, S. Sofyan Manurung, mengatakan forum ini diprakarsai oleh Badan Koordinasi dan Kegiatan Kesejahteraan Sosial DKI Jakarta atau BK3SDKI. Forum tersebut dibentuk sekitar dua bulan lalu.
Kehadiran forum ini tidak hanya ditujukan buat para napi atau tahanan tapi semua elemen yang kerap dilabeli stigma negatif di masyarakat. "Penggerak forum ini adalah masyarakat dan penggiat sosial," kata Sofyan.
Baca: Pelesiran Napi Sukamiskin, Seorang Polisi Diperiksa Propam
Dia mengatakan forum ini bertujuan untuk mensosialisasikan agar masyarakat tidak terlalu memberi stigma berdasarkan orang per orang. "Memberi pelajaran kepada masyarakat, misalnya seorang napi yang telah keluar dari lapas, tidak harus dicap seorang napi tapi dirangkul menjadi bagian dari masyarakat itu sendiri," ujarnya.
Dia berharap di tahun-tahun yang akan datang stigma ini akan hilang. Komunitas ini berencana membuat deklarasi bertajuk Sejuta Tangan Stop Stigma di Bundaran HI, Jakarta, 26 Februari 2017. Akan ada 120 meter kain yang dibentangkan yang bisa diisi oleh masyarakat dengan cap tangan kiri. Cap itu sebagai simbol dukungan penghentian stigma.
Direktur Jenderal Pemasyarakatan I Wayan K. Dusak mengatakan LP juga kerap mendapat stigma yang negatif. Salah satu cap negatif di LP seperti peredaran narkotika. "Upaya sudah kami lakukan, penyediaan fasilitas untuk pencegahan sudah ada," kata dia dalam diskusi itu.
Simak: Napi Pelesiran Tak Hanya di LP Sukamiskin
Menurut Wayan, pihaknya juga secara berkala melakukan pembersihan atau sweeping. Waktunya rata-rata sepekan dua kali. "Ada lapas dan rutan yang sweeping setiap hari," katanya.
Dia berharap stigma LP adalah tempat sampah masyarakat atau tempat yang buruk, bisa berubah. "Itu pendapat yang salah. Lapas adalah tempat diberikannya pendidikan, pembimbingan, dan pengembangan kepada napi sehingga menjadi warga negara yang baik," ujarnya.
REZKI ALVIONITASARI
Baca juga :
Kawal Aksi 112 dan Pilkada, Polda Metro Terjunkan 28 Ribu Personel