TEMPO.CO, Mataram -Akibat hujan yang terus menerus terjadi di Lombok dan Sumbawa, terjadi banjir melanda Kecamatan Sambelia di Lombok Timur dan kota Sumbawa Besar. Di Sambelia mengakibatkan putusnya jembatan di kota kecamatan sehingga menyulitkan akses dari kecamatan terdekat di Pringgabaya.
Sedangkan banjir di kota Sumbawa Besar mengenangi pemukiman selama tiga hari berturut, Selasa - Kamis 7- 9 Februari 2017.
Menurut Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Nusa Tenggara Barat Muhammad Rum, Kamis 9 Februari 2017 pukul 2 dini hari, terjadi banjir bandang di Desa Sambelia dan Desa Dara Kunci Kabupaten Lombok Timur.
Baca: Banjir Sampang Capai 2 Meter, Pemda Jawa Timur Salurkan Dana Rp. 1,2 Triliun
Dampak ketinggian air 50 senitimeter hingga satu meter menimbulkan kerusakan satu unit bendungan jebol, dua jembatan desa ambruk/putus. ''Ada satu jembatan dan tergerus sepanjang delapan meter,'' kata Muhammad Rum, Kamis 9 Februari 2017 malam.
Bupati Kabupaten Lombok Timur Ali bin Dahlan turun ke lapangan ke lokasi kejadian meminta untuk memulihkan sementara jembatan yang rusak akibat banjir dan memerintahkan untuk menberikan dukungan logistik kepada masyarakat terdampak banjir sebanyak 115 kepala keluarga (KK) atau 368 jiwa.
Sedangkan banjir di Kecamatan Sumbawa dan Labuhan Badas sejak 7 Februari 2017 pukul 10 malam menimpa sebanyak 557 KK atau 1.934 jiwa di Kecamatan Sumbawa dan 2719 KK atau 10.147 jiwa di Kecamatan Labuhan Badas.
Banjir yang terjadi hari kedua, 8 Februari 2017 jam 9 pagi di Kecamatan Tarano sebanyak 1.812 KK atau 7.248 jiwa yang mengalami banjir dan di Kecamatan Empang menimpa 1.085 KK atau 4.340 jiwa dan banjir yang terjadi pada hari ketiga, 9 Februari pukul 9 pagi terjadi di Kecamatan Moyo Utara dan Moyo Hilir menimpa sebanyak 1.372 KK atau 5.518 jiwa. Jumlah keseluruhan yang terdampak sebanyak 7.545 KK atau 29.187 jiwa. ''Tidak ada korban jiwa,'' ujar Muhammad Rum.
Sedangkan banjir di Kecamatan Moyo Utara merendam tanaman padi di sawah yang baru ditanam seluas 175 hektar.
SUPRIYANTHO KHAFID
Simak pula : Aksi 112, GNPF-MUI: Gerakan Bukan Buat Jatuhkan Pemerintahan