TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengatakan fasilitas untuk Badan Siber Nasional (BSN) sudah ada. "Lembaga yg ditunjuk sebagai embrio BSN adalah badan (Lembaga) Sandi Negara (supaya ada efisiensi. Jadi sudah ada kantor, sudah ada orang, sudah ada alat, tinggal kita tingkatkan," kata dia saat beramah tamah dengan awak media dan tokoh masyarakat di Kemenkopolhukam, Jakarta Pusat, Rabu, 8 Februari 2017.
Dia menegaskan lagi bahwa BSN dibentuk untuk mengamankan Indonesia dari ancaman modern berupa serbuan siber. Ancaman siber, ujarnya, kini bisa menyerang sistem perbankan, bisnis, kependudukan, hingga program pembangunan.
"Kalau tidak ada proteksi untuk mengatasi serangan siber berskala nasional dan internasional, kita akan banyak kerugian nanti," kata dia.
Baca juga:
Disebut Melarang Aksi di Masa Tenang Pilkada, Wiranto: Itu Keliru
Purnawirawan jenderal itu sebelumnya menegaskan bahwa BSN akan didalangi para awak yang mumpuni di bidangnya. Menurut Wiranto, BSN tak bisa diisi sembarang orang, lantaran harus menangani isu siber yang dinilai sensitif.
Kementerian Pertahanan pun sempat mengungkapkan adanya puluhan ahli Internet dan teknologi informasi atau information technology (IT) untuk membantu tugas Badan Cyber Nasional (BCN).
Simak pula:
Anti-Makar, SBY: Dukung Jokowi Selesaikan Masa Jabatannya
Para ahli IT itu dididik di berbagai institusi di dalam dan luar negeri. "Kami sudah sekolahkan 50 orang untuk pendidikan S-2. Mereka para ahli IT yang hebat," kata Menhan Ryamizard Ryacudu di kantornya pada 5 Januari 2017.
Dia tak menyebut para ahli IT tersebut akan menjadi anggota BSN. Namun, dia memastikan puluhan orang yang dilatih khusus itu mejadi penyumbang informasi untuk BSN.
Para ahli IT pun akan mendukung lembaga cyber yang sudah aktif di Kementerian Pertahanan. Menurut Ryamizard, ada Cyber Defense yang menangani pertahanan negara dari ancaman cyber dari luar. “Dulu kita tahu (ada ancaman) saja, tapi tak bisa serang, sekarang kita bisa," ucap mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat itu.
YOHANES PASKALIS