TEMPO.CO, Semarang - Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang segera membangun jalan dua jalur tidak sebidang, untuk mengimbangi operasional layanan Bandar Udara Ahmad Yani yang rencananya akan mulai beroperasi pada 2018.
“Tahun ini disusun DED (detail engineering design) simpang tidak sebidang, masing-masing di perlintasan kereta api Madukoro dan Anjasmoro,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang, Iswar Aminuddin, Ahad, 5 Februari 2017.
Baca juga:
Beroperasi Awal 2018, Pembangunan Bandara Ahmad Yani Dikebut
Desain Baru Bandara Ahmad Yani Artistik
Iswar menjelaskan, pembangunan simpang tidak sebidang di dua perlintasan kereta itu untuk mengantisipasi kemacetan dan memperlancar akses masyarakat atau pengguna layanan transportasi udara menuju bandara. “Bentuknya apakah flyover atau underpass belum bisa diketahui karena ini lagi penyusunan DED,” kata Iswar menambahkan.
Pembangunan itu akan dikonsultasikan dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) karena akan terkait dengan perjalanan kereta. Pemerintah Kota Semarang menargetkan penyusunan DED kelar tahun yang kemudian mulai dibangun pada 2018 sehingga rampung bersamaan dengan dimulainya operasional hasil pengembangan bandara.
“Paling tidak, begitu bandara beroperasi, kami juga harus ready. Jangan sampai bandara sudah selesai, tetapi pembangunan simpang tidak sebidang di perlintasan belum selesai,” katanya.
Tercatat, selain membangun sarana penunjang, Pemerintah Kota Semarang melepaskan sejumlah aset yang dimiliki untuk memenuhi akses jalan keluar Bandara. Di antaranya sambungan jalan dan lahan seluas 1,8 hektare sebagai fasilitas sosial digunakan itu berupa akses jalan dan fasilitas umum yang hendak dikelola PT Angkasa Pura I.
Manajer Teknik Proyek Bandara Ahmad Yani, Semarang, I Ketut Aryana, menyatakan telah menggenjot proses pembangunan bandara agar bisa digunakan pada triwulan pertama tahun 2018. “Kami sudah laksanakan sejumlah paket pembangunan,” kata Ketut Aryana.
Tercatat sejumlah paket pembangun seperti satu dan dua berupa apron dan taxiway sudah kelar sedangkan saat ini melanjutkan pembangunan paket tiga berupa gedung terminal bandara dan paket empat berupa gedung penunjang perkantoran.
“Paket empat berupa gedung penunjang perkantoran, seperti bea-cukai kantor maskapai yang ditarget selesai pada Maret 2018,” katanya.
Pembangunan bandara yang baru itu menempati lahan seluas 88,4 hektare berada di kawasan pesisir tambak di Kota Semarang. Bandara sengaja didesain mengacu kondisi alam rawa dan pantai dengan konsep floating air port, seolah-olah mengambang di atas air.
EDI FAISOL
Simak:
SBY dan Jokowi Sama-Sama Pernah Disadap, Ini Kisahnya
Kasus Ahok, Istana Ikut Repot