TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kota Bandung menggagas konsep “Family for Family” untuk mengentaskan kemiskinan. Gerakan sosial sederhana dilakukan dengan cara satu keluarga mapan mengasuh satu keluarga tidak mampu dengan cara memberi program-program “kail” multidimensi. “Anaknya diurus, ibunya diberdayakan, bapaknya dicarikan atau dibantu modal kerja dan lain-lain.” Emil, begitu Walikota ini dipanggail, menyertakan keterangan untuk fotonya di instagram, Sabtu, 4 Februari 2017.
Dikutip dari akun instagramnya Walikota Bandung Ridwan Kamil menyatakan bahwa tahun ini salah satu fokus pemerintah kota adalah mengentaskan masyarakat miskin dengan jalur cepat. Konsep ini dipilih agar masyarakat internasional bisa terlibat.
Baca: Ridwan Kamil Puji Prancis Baik Hati, Ini Alasannya
Program ini rencananya akan dijalankan mulai akhir Februari 2017 dengan meluncurkan laman online yang dikerjakan bersama situs galang dana Kitabisa.com. Saat ini kampanye ‘Family for Family’ telah mulai diujicobakan dan dapat bisa diakses oleh para calon donatur pada laman kitabisa.com/partners/fff.
Menurut Emil, saat ini ada 50 ribu keluarga tidak mampu di Bandung yang akan dicarikan 50 ribu keluarga mapan yang dermawan. "Family For Family" akan dijalankan oleh anak-anak muda yang mensurvei, mewawancara problem riil, dan membuatkan aplikasinya. Sehingga keluarga asuh bisa memantau ponsel dan mengetahui secara bulanan keluarga yang diasuhnya.
Baca juga: Ridwan Kamil Bicara soal Desy Ratnasari di Pilgub Jabar
Program ini sengaja menggunakan Bahasa Inggris karena diharapkan gerakan ini bisa mendunia. Kebaikannya diharapkan melintasi batas negara, dan mengikis kemiskinan dunia dengan kemanusiaan.
CEO Kitabisa.com Alfatih Timur menuturkan kampanye ‘Family for Family’ merupakan inisiatif yang sangat baik dari Pemerintah Kota Bandung dalam menggunakan teknologi untuk meningkatkan partisipasi publik. “Kampanye ‘Family for Family’ bisa menjadi contoh baru kampanye terintegrasi yang dilakukan oleh Pemerintah dalam menggalang partisipasi publik untuk mengentaskan kemiskinan melalui platform online,” kata Alfatih.
Pada program ‘Family for Family’ keluarga mapan bisa mengetahui latar belakang keluarga yang akan dibantu, melalui profil keluarga miskin yang akan dipublikasikan di laman. Lokasi tempat tinggal, kebutuhan hidup, usaha, sampai potensi usaha yang bisa dikembangkan akan mudah diketahui. Bahkan, keluarga pengasuh mungkin bisa membantu mencarikan atau memberikan pekerjaan. Pemerintah Kota Bandung menghindari distribusi uang yang penggunaannya bersifat konsumtif, karena itu bantuan uang akan dikonversikan untuk kebutuhan produktif.
Masa asuh dan pembinaan ditetapkan selama setahun. Setelah itu diharapkan keluarga prasejahtera sudah bisa mandiri dan berdikari. Pemerintah Kota Bandung menghitung kebutuhan keluarga kurang mampu rata-rata Rp10-15 juta per tahun. Untuk memastikan bantuan dari keluarga mampu sampai kepada tujuan, Pemerintah Kota Bandung mengandalkan sukarelawan yang akan menyampaikan bantuan sekaligus mengawasi.
DESTRIANITA
Berita Terkait:
Proyek Skywalk Cihampelas Molor, Ridwan Kamil: Saya Maklumi
Ridwan Kamil Calon Kuat Gubernur Jawa Barat Versi Instrat