TEMPO.CO, Kediri - Sikap Pemerintah Kabupaten Kediri yang masih mempersoalkan keaslian jasad Tan Malaka tak menyurutkan niat keluarga untuk memindahkan makam ke Sumatera Barat. Jasad tersebut akan disinggahkan di kantor Gubernur Jawa Timur dan sejumlah pondok pesantren sebelum diarak melalui jalur darat.
Anggota tim delegasi pemindahan makam Ibrahim Datuk Tan Malaka yang juga pegiat Tan Malaka Institute, Habib Monti mengatakan pemulangan jasad Tan Malaka dari Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri akan tetap dilakukan pada tanggal 22 Februari 2017 mendatang.
Baca juga:
Jasad Tan Malaka Akan Dikubur Dekat Masjid
DPRD Kediri Tolak Makam Tan Malaka Dipindah
Soal Pemindahan Jasad Tan Malaka, Keluarga Belum Solid
Panitia pun telah mempersiapkan jalur pemulangan jasad melalui darat yang menjadi lintasan perjalanan Tan Malaka. “Tanggal 22 Februari 2017 pagi jasad akan diberangkatkan ke Surabaya,” kata Habib Monti kepada Tempo, Selasa 31 Januari 2017.
Monti menambahkan, sebelum diberangkatkan ke Surabaya pada Rabu, 22 Februari 2017, akan digelar pembacaan doa sebagai peringatan Haul Ibrahim Datuk Tan Malaka di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri pada Selasa, 21 Februari 2017 malam. Hingga saat ini panitia masih mendiskusikan hal itu dengan pengurus Ponpes Lirboyo.
Keesokan harinya, jasad Tan Malaka baru dibawa ke Ponpes Tebu Ireng Jombang untuk mengikuti tahlil bersama santri dan pengasuh pondok. Selanjutnya jasad Pahlawan Kemerdekaan Nasional itu melanjutkan perjalanan menuju Kantor Gubernur Jawa Timur untuk mengikuti prosesi pelepasan. “Selepas dari kantor Gubernur jasad kita bawa ke Bandara Juanda untuk diterbangkan ke Sumatera,” kata Habib Monti.
Disinggung tentang sikap Pemerintah Kabupaten Kediri yang hingga kini tetap meragukan keaslian jasad Tan Malaka, Habib Monti menyatakan tak akan mempersoalkan. Menurut dia sikap itu tak mempengaruhi keyakinan keluarga dan masyarakat Sumatera Barat untuk mempercayai jasad di Selopanggung sebagai Tan Malaka, seperti hasil penelusuran sejarawan Belanda Harry Poeze.
Selain didukung data empiris yang kuat, ketekunan Harry Poeze selama 30 tahun lebih melacak jejak Tan Malaka tak bisa diragukan. “Kami tak ingin membuat hubungan dengan Pemerintah Kediri menjadi tidak bagus, sebab pemindahan makam ini didasari keinginan tulus dari keluarga almarhum,” kata Monti.
Pengurus Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Kiai Abdul Muid membenarkan rencana Haul Tan Malaka di pondoknya. Namun hingga kini masih dilakukan pembicaraan dan diskusi dengan pengurus pondok dan beberapa pemerhati Tan Malaka di Kediri terkait rencana itu. “Masih kita diskusikan dulu,” kata Gus Muid.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Kediri Sugeng Waluyo belum bersedia berkomentar saat dikonfirmasi rencana pemindahan itu. Dia mengaku sedang berada di Kementerian Sosial Jakarta tanpa menjelaskan kegiatannya di sana. “Hubungi Kominfo saja untuk itu,” katanya singkat melalui telepon.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Kediri Krisna Setiawan tak bisa dihubungi. Berulang kali panggilan ke telepon selulernya menunjukkan nada tidak aktif.
Sebelumnya Dinas Sosial Kabupaten Kediri bersikukuh untuk dilakukan tes DNA atas jasad terduga Tan Malaka di pemakaman Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri. Tes tersebut akan memastikan kebenaran jasad Tan Malaka sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional untuk menentukan langkah penyelamatannya. “Selain di Selopanggung, ada referensi lain tentang makam Tan Malaka di Desa Petok, Kecamatan Mojo,” kata Sugeng.
Jika tes DNA itu membuahkan hasil, maka Pemerintah Kabupaten Kediri melalui pemerintah desa setempat akan mendorong pemugaran dan pembangunan kawasan wisata sejarah di lokasi yang benar.
HARI TRI WASONO
Simak:
Analis Politik: Antasari Azhar Simbol Pertarungan Dimulai
Menuju 2019, Analis Politik: Cikeas Vs Teuku Umar Memanas