TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membangun sekolah sementara di 13 lokasi prioritas di Kabupaten Pidie Jaya dan Kabupaten Bireun. Lokasi-lokasi tersebut dianggap sudah lebih siap karena telah dibersihkan pascagempa 7 Desember 2016 lalu oleh TNI dan telah melalui verifikasi teknis tim dari Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya.
Ketua Satuan Tugas Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh yang juga Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian PUPR Danis H. Sumadilaga mengatakan konstruksi yang digunakan untuk membangun sekolah ini merupakan pengembangan dari teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) yang telah dikenal sebagai teknologi bangunan tahan gempa.
Selain itu, pembangunan sekolah sementara ini menggunakan sistem modular yang dapat dibongkar pasang. Sehingga, apabila sekolah permanen sudah terbangun, modul-modul dapat disimpan dan digunakan kembali bila diperlukan.
"Pembangunan sekolah sementara menggunakan teknologi Rumah Instan Sederhana (RISHA) dengan sistem modular sehingga bisa lebih cepat penyelesaiannya," kata Danis melalui keterangan tertulis, Senin, 30 Januari 2017.
Sementara itu, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman dan Perumahan (Puskim) Kementerian PUPR yang juga anggota Satgas Rehab dan Rekon Aceh Arief Sabarrudin mengatakan, dalam menangani pembangunan pascagempa di Aceh, Kementerian PUPR tidak sekedar membangun fisik, melainkan membangun rasa optimis dan memperbaiki psikologis para siswa untuk dapat belajar dengan tenang tanpa merasa tertekan.
"Karena kami percaya bahwa bangunan bisa berkontribusi memperbaiki psikologi traumatik korban bencana," katanya.
Pada akhir Januari 2017, sebanyak 12 sekolah sementara di Kabupaten Pidie Jaya dan 1 sekolah sementara di Kabupaten Bireun sudah dapat dimanfaatkan untuk proses belajar dan mengajar. Tiga belas sekolah tersebut, yakni SDN Masjid Trienggadeng, SDN Tampui, SMPN 4 Tampui, SDN Pulandok Tunong, PAUD Kasih Ibu, SD Malim Dagang, SMK 1 Bandar Baru, SMKN 1 Bandar Dua, Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Paru Bandar Baru, SMP 3 Bandar Baru Jiem Jiem, SDN Jiem Jiem, SMPN 2 Panteraja, dan SMPN 1 Samalanga (Kabupaten Bireun).
Di samping 13 sekolah tersebut, beberapa sekolah sementara tambahan yang dibangun sudah bisa digunakan, di antaranya SDN 3 Meureudu, MTSN Meureudu, Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Trienggadeng, dan Madrasah Aliyah Swasta (MAS) Ulumul Quran Pangwa.
Sementara sisanya yang ditargetkan bisa difungsikan pada pertengahan Februari 2017, antara lain SD Peudeuk Tunong, MIN Beuracan, MTSN Pangwa, SDN Muka Blang Panteraja, MIN 1 Panteraja, dan MAS Panteraja, Raudhatul Athfal atau Taman Kanak-Kanak An Nur Pangwa. Selain ruang kelas, dibangun juga fasilitas pendukung, seperti toilet, ruang guru, perpustakaan, musala, dan laboratorium.
Adapun BUMN yang terlibat dalam konstruksi, di antaranya PT Waskita Karya, PT Hutama Karya, PT Adhi Karya, PT Nindya Karya, PT Wijaya Karya, PT Brantras Abipraya, dan PT PP Sementara sebagai konsultan pengawas, antara lain PT Yodya Karya, PT Bina Karya, dan PT Virama Karya.
Selain sekolah sementara, Kementerian PUPR juga membangun kembali Masjid At-Taqarub di Kabupaten Pidie Jaya serta membangun ruang sementara untuk Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pidie Jaya.
INGE KLARA SAFITRI