TEMPO.CO, Magetan - Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan Lawu dan Sekitarnya (KPH Lawu DS) memberlakukan sistem buka-tutup pada jalur pendakian Gunung Lawu di Cemoro Sewu, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. ‘’Karena cuaca buruk sedang berlangsung’’ kata Pejabat Hubungan Masyarakat KPH Lawu, Dwi Sulistjorini saat dihubungi Tempo, Senin, 30 Januari 2017.
Menurut dia, sistem buka-tutup mulai diberlakukan hari ini. Kondisi cuaca yang tidak menentu terkadang dinilai layak dan tidak untuk membuka jalur pendakian. Karena itu, petugas KPH Lawu bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Magetan dan relawan senantiasa memberi peringatan kepada calon pendaki untuk meningkatkan kewaspadaan.
Lis, panggilan Dwi Sulistjorini, menuturkan sistem buka-tutup yang diterapkan lebih longgar dibandingkan akhir pekan lalu. Sejak Jumat hingga Ahad kemarin, jalur pendakian di Cemoro Sewu ditutup total karena hujan yang disertai badai sedang berlangsung. ‘’Dikhawatirkan banyak pohon tumbang dan menimpa pendaki,’’ ujar dia.
Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik, BPBD Magetan, Ferry Yoga Saputra, mengatakan hujan disertai angin kencang berpotensi terjadi hingga pertengahan Februari 2017. Hal itu sesuai dengan informasi yang diterima BPBD dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika. ‘’Kewaspadaan harus terus ditingkatkan,’’ ucap dia.
Kewaspadaan, ia melanjutkan, tidak hanya di jalur pendakian Gunung Lawu dengan ketinggian 3.265 meter di atas permukaan laut tersebut. Titik lain juga dinyatakan rawan pohon tumbang ketika hujan disertai angin kencang menerjang, salah satunya ruas jalan Sarangan – Cemoro Sewu. ‘’Pohon-pohonnya banyak yang sudah lapuk dan berbahaya bagi pengguna jalan,’’ ujar Ferry.
Bahkan, kata dia, pada Sabtu lalu, akses lalu lintas antara Ngerong (wilayah Kecamatan Plaosan) – Sarangan sempat terhambat robohnya serumpun pohon bambu. Pohon besar yang tumbang juga merusak warung makan milik warga di kawasan Telaga Sarangan. Adapun nilai kerugiannya ditaksir mencapai Rp 5 juta.
Dampak kerusakan bangunan akibat bencana, ferry menambahkan, juga dialami warga Desa Dukuh Kecamatan Lambeyan. Sebanyak tiga rumah disapu angin puting beliung pada Ahad, 29 Januari 2017. Beruntung tidak ada korban jiwa maupun luka-luka dalam peristiwa tersebut. Namun, kerugian material diperkirakan mencapai Rp 25 juta
NOFIKA DIAN NUGROHO