TEMPO.CO, Tegal - Bencana tanah bergerak melanda Desa Dermasuci, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal, Sabtu malam, 28 Januari 2017. Akibatnya, 72 rumah rusak dan satu orang mengalami luka karena tertimpa tembok yang roboh.
“Kejadiannya malam-malam. Tanahnya bergerak secara perlahan tapi pasti,” kata Kepala Desa Dermasuci Mulyanto kepada Tempo, Ahad, 29 Januari 2017.
Menurut Mulyanto, dari 72 rumah tersebut, 40 di antaranya rusak berat dan nyaris roboh. Kerusakan terjadi pada atap, tembok, dan lantai. Adapun 20 rumah lain mengalami rusak sedang, sementara sisanya rusak ringan. “Kemungkinan akan terus bertambah karena tanahnya terus bergerak,” ucapnya.
Bencana tanah bergerak ini melanda enam RT di dua RW, yaitu RT 002 dan RT 006 di RW 2 serta RT 001, RT 002, RT 003, dan RT 005 di RW 4. Akibat bencana ini, 92 keluarga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman. Ada juga yang luka-luka akibat tertimpa tembok. Dia adalah Sucipto, 55 tahun, warga RT 006 RW 002. “Rumahnya rusak parah,” ujarnya.
Menurut Mulyanto, desanya sudah menjadi langganan bencana tanah bergerak setiap musim hujan. Tahun ini, tutur dia, merupakan yang terparah dibanding tahun sebelumnya. Pada 2016, misalnya, rumah yang rusak akibat tanah bergerak di wilayah tersebut mencapai 48 rumah. Pihaknya berharap Pemerintah Kabupaten Tegal segera merelokasi warga sekitar untuk mencegah timbulnya korban jiwa. “Warga sudah sepakat kalau mau direlokasi,” ucapnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tegal Tedjo Kisworo, mengatakan pihaknya sudah mengirim logistik berupa sembako untuk kebutuhan masyarakat setempat. BPBD juga membangun tenda dan dapur umum untuk para pengungsi. “Tapi kami mengimbau warga menginap di rumah saudara dan tetangga yang lebih aman,” ujarnya.
Terkait dengan kemungkinan relokasi warga, tutur dia, Pemkab sebenarnya pernah melakukan itu pada 2013. Saat itu, 15 keluarga direlokasi. Tapi mereka kembali ke rumah yang lama. “Dulu sudah pernah, tapi mereka balik lagi,” ucapnya. Menurut Tedjo, saat ini, ada sekitar 50 rumah yang sudah tidak bisa ditempati lagi.
MUHAMMAD IRSYAM FAIZ