TEMPO.CO, Surabaya - Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) Bachtiar Nasir mengimbau massa Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan umat Islam di Kota Surabaya tidak terprovokasi menyikapi situasi sosial-politik yang memanas terkait dengan isu penolakan kehadiran Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Syihab dalam tablig akbar di Masjid Al-Falah, Surabaya.
"Jangan sampai terprovokasi. Sebab, nanti yang rugi adalah PDIP, umat Islam, dan warga Kota Surabaya sendiri. Mari kita jaga perdamaian dan persatuan di Surabaya," kata pengurus Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu, Sabtu, 28 Januari 2017.
Baca juga:
Politik Indonesia di Tahun Ayam,Membangun atau Menghancurkan
Hadir dalam Debat Pilkadi DKI, Antasari Azhar Merapat ke PDIP?
Pada tablig akbar yang berlangsung pada Sabtu pagi, 38 Januari 2017, di Masjid Al-Falah itu, akhirnya Rizieq tidak jadi hadir. Ketua FPI Jawa Timur Chaidar Al Hamid menuturkan Rizieq memilih menghadiri acara di luar Jawa.
Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya Komisaris Besar M. Iqbal memastikan penghadangan Rizieq oleh simpatisan PDIP yang sebelumnya beredar hanya isu belaka.
"Berdasarkan keterangan dari panitia acara, baik panitia di kampus Universitas Muhammadiyah maupun di Masjid Al-Falah, diperoleh kepastian bahwa Rizieq Syihab tidak diundang untuk berceramah," ujarnya.
Meski demikian, 1.700 personel dari Polrestabes, Satuan Polisi Pamong Praja, dan Perlindungan Masyarakat Kota Surabaya diterjunkan untuk mengamankan acara tablig akbar di dua tempat itu sekaligus mengamankan perayaan Imlek, Sabtu kemarin.
Baca juga:
Imlek, Ada Bintang Penolong di Tahun Ayam?
Menlu Imbau WNI Tenang Hadapi Kebijakan Imigrasi Trump
"Ketika acara keagamaan seperti ini dilaksanakan oleh masyarakat, negara harus hadir. Karena itu, kami dari kepolisian wajib melakukan pengamanan," ujar mantan Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Metro Jaya tersebut.
ANTARA