TEMPO.CO, Makassar - Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo angkat bicara terkait dengan warga Kabupaten Kepulauan Selayar yang diduga diculik kelompok Abu Sayyaf. Ia mengaku pihaknya rutin melakukan koordinasi dengan Kementerian Luar Negeri.
Kendati demikian, ucap Syahrul, pihaknya tak bisa campur tangan lagi tentang kasus penculikan tiga warga Sulawesi Selatan. Sebab, sudah ada prosedur tetap dari pemerintah pusat. "Ini kan kasus lintas negara. Penanganannya tidak seperti dulu lagi saat kami yang turun tangan langsung. Sekarang sudah ada protap tidak boleh banyak yang ikut campur, karena Abu Sayyaf ini cukup berbahaya," kata Syahrul di Hotel Grand Clarion, Jumat, 27 Januari 2017.
Baca juga:
WNI Disandera Abu Sayyaf, Ini Pesan FUIB Sulawesi Selatan
Keluarga Korban Penculikan Abu Sayyaf Menunggu Kabar Baik
Menurut Syahrul, pihaknya hanya menunggu dan melihat perkembangan warga yang diculik kelompok separatis Abu Sayyaf tersebut, kecuali nanti jika ada hasil koordinasi dengan Kementerian Luar Negeri atau komunikasi tertentu di bawah Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan yang meminta pemerintah Sulawesi Selatan melakukan sebuah upaya. "Ini barang peka, jadi tidak boleh dibuka ke publik bahwa banyak yang campuri, lebih baik kita tenang saja," ucapnya.
Apalagi Syahrul menuturkan Bupati Selayar Basli Ali sudah menyurati Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan untuk diberikan perhatian khusus. "Tapi, kalau urusan keluarga korban, kami serahkan ke Pak Bupati Kepulauan Selayar, karena kami tidak tahu ujungnya. Saya juga tidak langsung turun tangan ke korban, nanti malah dibilang dijanji atau apalah," katanya.
Menurut Syahrul, kasus penculikan seperti ini harus dihadapi dengan tenang, apalagi Sulawesi Selatan sudah tiga kali menghadapi kasus serupa dan hasilnya semua bagus. "Sudah tiga kali kami hadapi kasus serupa, ternyata kami temukan solusinya. Jadi kasus ini harus ditangani dengan hati-hati," ujarnya.
Sedangkan keluarga korban di Kabupaten Kepulauan Selayar terus menunggu kabar terkait dengan Sudarling dan Hamdan. Bahkan mereka berharap kedua korban dalam kondisi baik.
Sebelumnya, tiga WNI asal Sulawesi Selatan dilaporkan telah diculik komplotan Abu Sayyaf di perairan Lahat Datu, Malaysia timur, Rabu, 18 Januari 2017. Informasi tersebut diperoleh dari anggota Kepolisian RI pada Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Tawau, Malaysia timur, Jumat, 20 Januari 2017. Ketiganya merupakan kru kapal nelayan Sandakan BN 838/4/F. Mereka menjadi korban penculikan oleh pelaku yang selama ini beroperasi di Filipina selatan.
DIDIT HARIYADI
Baca juga:
Patrialis Akbar Ditangkap KPK, Pegawasan MK Harus Diperkuat
ICW Desak Ketua MK Mengundurkan Diri