TEMPO.CO, Indramayu – Bulog Sub Divre Indramayu mengirimkan puluhan ribu ton beras keluar Pulau Jawa. Ini karena stok beras yang berlimpah sehingga beras dikirim ke Pulau Sumatera dan Kalimantan.
“Pengiriman akan dilakukan sepanjang Januari hingga Februari mendatang,” kata Kepala Sub Divre Bulog Indramayu, Asep Buhori, Kamis, 26 Januari 2017.
Sekitar 35 ribu ton beras akan dikirimkan secara bertahap ke Kalimantan dan Sumatera. Pengiriman ini merupakan kelanjutan dari pengiriman pada tahun lalu sebanyak sekitar 45 ribu.
Menurut Asep, pengiriman beras keluar pulau yang dimulai pada tahun lalu merupakan pertama kalinya dilakukan sejak tujuh tahun terakhir. Ini karena Bulog Indramayu biasanya hanya mengirimkan beras ke daerah-daerah yang ada di Jawa Barat, seperti Bandung dan Cianjur.
Saat ditanyakan stok beras yang tersimpan di gudang Bulog Indramayu saat ini, Asep menyatakan jumlah stok berlimpah. Dari target penyerapan sebesar 95 ribu ton setara beras pada 2016 lalu, Bulog bisa membeli dari petani hingga 104 ribu ton.
Ini berarti penyerapan ini mencapai 106 persen dari target. Melimpahnya stok ini menurut Asep bisa terjadi dikarenakan penyerapan sepanjang 2016 lalu tidak menemui kendala berarti.
“Kekeringan yang biasanya membuat banyak sawah mengalami gagal panen tahu lalu, tahun ini tidak terjadi karena fenomena La Nina,” kata Asep.
Tidak hanya itu, fenomena La Nina juga memicu petani untuk melakukan penanaman gadu kedua. Ini berarti mereka menanam padi sebanyak 3 kali sepanjang 2016 lalu. Ditambah dengan perluasan dan percepatan tanam hasil kerjasama antara pemerintah dan TNI, membuat produksi padi sepanjang 2016 berlimpah.
“Panen di Indramayu tidak ada habisnya,” kata Asep.
Tidak hanya itu, sepanjang 2016 lalu serangan hama juga tidak parah. “Bencana juga tidak terjadi,” kata Asep. Ini yang menyebabkan penyerapan juga menjadi maksimal. Padahal kebutuhan beras untuk penyaluran raskin hanya 2.600 ton setiap bulannya.
Sementara itu target penyepan beras oleh Bulog Indramayu tahun ini mencapai 99.500 ton. Target itu, menurut Asep, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 95 ribu ton. “Penyerapan akan dilakukan saat panen mulai banyak,” kata Asep.
Sementara itu Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan, Kabupaten Indramayu, Sutatang, menjelaskan luas tanam gadu kedua kali atau tanam ketiga sepanjang 2016 lalu saat ini sudah mulai panen.
“Hingga pertengahan Januari ini sudah 80 persen,” kata Sutatang. Masing-masing tersebar di Kecamatan Tukdana, Indramayu, Bangodua, dan Sukagumiwang.
Ada pun produksi panen gadu kedua rata-rata mencapai 7 hingga 8 ton gabah kering panen (GKP) setiap hektarnya. Produksi beras ini, menurut Sutatang, terbilang cukup tinggi.
Sedangkan harga gabah berkisar Rp 4 ribu hingga Rp 4.200/kg. Sedangkan untuk lahan tanam rendeng 2016/2017 saat ini masih belum panen. “Sekitar Maret 2017 nanti baru akan panen,” kata Sutatang.
IVANSYAH