TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal M. Tito Karnavian mengatakan hasil investigasi awal kedutaan dengan anggota kepolisian menunjukkan ada indikasi kuat 10 koper yang diduga berisi senjata selundupan di Bandara Sudan bukan milik Formed Police Unit (FPU) 8, satuan tugas Polri untuk misi perdamaian PBB.
FPU 8 rencananya kembali ke Indonesia karena masa tugasnya telah selesai. Namun mereka tertahan karena petugas Bandara menemukan tas yang berisi senjata diduga diselundupkan dari Al Fashir, Darfur, Sudan, pada 20 Januari 2017. Dari bagasi yang diduga milik para anggota Polri itu, disita puluhan jenis senjata api.
Baca:
Dituduh Selundupkan Senjata, Polri Salahkan Bandara...
Dugaan Penyelundupan Senjata, TNI: Itu Satuan Tugas...
Tito menjelaskan, sebelumnya koper-koper sudah diperiksa pada 19 Januari lalu dimasukkan ke kontainer. “Saat melewati X-ray, jarak 10 meter dari koper itu ada tumpukan jenis berbeda.” Kapolri membantah itu milik Polri. “Itu bukan milik kami,” ujar Tito.
Baca juga: Kemlu: Pasukan Perdamaian dari Indonesia Ditahan di...
Tito mempertanyakan tengara penyelundupan itu. “Untuk apa polisi Indonesia menyelundupkan senjata?” Amunisi pasukan Indonesia, kata Kapolri, cukup. “Kita punya Pindad, kecil kemungkinan milik FPU kita,” katanya. Malam ini tim berangkat ke sana memberikan bantuan hukum.
Misi UNAMID dimulai sejak 2007 untuk membantu menghentikan kekerasan di wilayah barat Sudan. UNAMID merupakan misi perdamaian terbesar kedua di dunia dengan anggaran US$ 1,35 miliar lengkap dengan 2.000 personel.
REZKI ALVIONITASARI