TEMPO.CO, Jakarta - Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyesalkan kunjungan salah satu anggotanya, Istibsyaroh, ke Israel. Dalam perjalanannya itu, Istibsyaroh bertemu dengan Presiden Israel Reuven Rivlin pada 18 Januari 2017.
”MUI menyesalkan kunjungan tersebut karena dianggap tidak peka dengan posisi Indonesia,” kata Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid Saadi saat ditemui di kantor MUI, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, 24 Januari 2017.
Zainut mengatakan posisi Indonesia tegas menolak adanya penjajahan dan sepenuhnya mendukung kemerdekaan Palestina. Sementara Israel, kata dia, adalah negara penjajah yang selama ini menistakan Palestina. Istibsyaroh dinilai tidak peka terhadap hal tersebut.
”Ini yang menjadi keprihatinan kami terhadap kunjungan itu,” kata Zainut.
Zainut juga mengatakan tindakan Istibsyaroh telah mencemarkan posisi MUI. Sebab, selama ini MUI sangat keras mengritik penjajahan Israel.
”Posisi MUI keras mengritik Israel, tapi kok tiba-tiba ada pengurus yang ke sana. Ini kan bagian dari mempermalukan MUI,” kata Zainut.
Sementara itu, hari ini MUI menggelar rapat membahas polemik kunjungan Istibsyaroh tersebut. Dalam rapat, belum dihasilkan keputusan sanksi terhadap Istibsyaroh. MUI masih akan meminta klarifikasi secara langsung kepada Istibsyaroh, yang saat ini tengah menjalankan ibadah umrah.
DENIS RIANTIZA``