TEMPO.CO, Yogyakarta - Universitas Gadjah Mada membentuk Tim Respons Cepat Waspada Antraks untuk membantu proses penyelidikan epidemiologi yang dilakukan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menyusul adanya 16 pasien yang terindikasi terjangkit penyakit antraks di Kabupaten Kulon Progo.
"Ini sebagai respons kami dari universitas karena sebelumnya memang kasus antraks, khususnya yang terjadi pada manusia, tidak ada di Yogyakarta," kata Ketua Tim Respons Cepat Waspada Antraks Riris Andono Ahmad di kampus UGM, Yogyakarta, Sabtu, 22 Januari 2017.
Menurut Riris, tim itu terdiri atas para ahli dari sejumlah disiplin ilmu dari Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Hewan, dan Fakultas Peternakan UGM. Tim akan melakukan kajian dan membantu mengisi kebutuhan tenaga ahli yang dibutuhkan Pemprov DIY dalam mengatasi kasus itu. "Saat ini, tim sudah mulai membantu upaya penyelidikan epidemiologi bersama instansi terkait di Kulon Progo," ucapnya.
Riris berujar, riwayat penyakit antraks beberapa tahun sebelumnya memang pernah muncul di Kabupaten Sleman, DIY. Meski demikian, kasus tersebut hanya terjadi pada hewan ternak.
Ia menuturkan antraks merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis dan ditularkan antarhewan atau dari hewan ke manusia (zoonosis). Penyakit itu, kata dia, dapat disembuhkan dengan penanganan yang tepat. "Penularan antraks antarmanusia tidak mungkin bisa," ucapnya.
Baca Juga:
Penularan antraks dari ternak ke manusia dapat melalui tiga cara, yakni melalui kulit, oral (pencernaan), dan pernapasan. Penularan melalui kulit bisa terjadi ketika seseorang bersentuhan dengan spora bakteri antraks yang melekat pada kulit, daging, tulang, atau darah hewan ternak yang sakit. "Penularan melalui kulit bisa terjadi apabila kulit (manusia) sedang luka," ujarnya.
Dekan Fakultas Peternakan UGM Ali Agus berharap, apabila telah ditentukan positif terdapat penyakit antraks, petugas Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan dapat melakukan patroli untuk mengontrol kemungkinan sebaran antraks di tempat lain.
ANTARA