TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu enggan berkomentar mengenai keputusan akhir pembelian helikopter AgustaWestland AW101. Sebelumnya, dia menyatakan pembelian helikopter itu batal.
"Nanti saya koordinasi dulu dengan KSAU (Kepala Staf TNI Angkatan Udara) yang baru, ya, bagaimana. Kita koordinasi yang benar, supaya tidak simpang-siur," ujar Ryamizard seusai acara serah-terima jabatan KSAU di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat, 20 Januari 2017.
Baca: KSAU Hadi Tjahjanto Bertekad Tekan Angka Kecelakaan Penerbangan
Ryamizard membenarkan bahwa sebelumnya dia sempat menyatakan pembelian AW101 dipastikan batal karena tidak mendapatkan persetujuan dari Presiden Joko Widodo. "Ya, kemarin (sempat saya bilang), kemudian akan dialihkan ke yang lain, segera. Tapi bagaimananya, tanyakan ke (KSAU) yang baru," ucap Ryamizard dari dalam mobilnya.
KSAU baru yang dimaksud Ryamizard adalah Marsekal Hadi Tjahjanto. Hadi baru dilantik Jokowi pada Rabu, 18 Januari 2017, untuk menggantikan Marsekal Agus Supriatna yang memasuki masa pensiun.
Saat ditanyai lebih jauh mengenai AW101, Ryamizard menuturkan keputusan akhir pembelian helikopter buatan Inggris dan Italia itu akan dikomunikasikan dengan pihak terkait. "Pokoknya saya dengan Panglima TNI dan KSAU itu sama, bagaimana bagusnya. Sesuai dengan (arahan) Presiden, kan begitu."
Adapun Hadi hanya memberi jawaban singkat saat ditanyai soal pembelian AW101. "Oh, soal itu masih dalam pembahasan," katanya di depan mobilnya seusai acara serah-terima jabatan KSAU yang dihadiri para perwira tinggi TNI dan sejumlah menteri itu.
Wacana pembelian AW101 telah bergulir sejak 2015. TNI AU sempat berencana mendatangkan tiga unit AW101 pada 2016 dan 2018. Helikopter itu untuk transportasi tamu VIP, termasuk presiden dan wakil presiden, serta tamu negara.
Rencana pembelian itu kemudian dibatalkan Jokowi karena dianggap terlalu mahal. Meskipun begitu, akhir 2016, TNI AU dikabarkan tetap melakukan pembelian helikopter AW101 untuk keperluan pasukan tempur dan search and rescue.
YOHANES PASKALIS
Baca juga:
Jadi Tersangka, KPK Cekal Mantan Dirut Garuda Emirsyah Satar
Trump Jadi Presiden, Sri Mulyani Akan Pantau Kebijakan AS