TEMPO.CO, Pontianak - Aparat Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Kalimantan Barat bersama Direktorat Intelijen Keamanan telah menelusuri alamat tujuan pengiriman ratusan detonator dari Makassar ke Pontianak. Setelah ditelusuri, ternyata alamat itu fiktif.
"Alamat yang dituju ternyata sebuah rumah kosong," ucap Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Kalimantan Barat Komisaris Besar Suhadi S.W., Kamis, 19 Januari 2017. Ratusan detonator tersebut dikirim dari Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, dengan alamat Jalan Husein Hamzah Nomor 6, Pal 5, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, untuk seseorang bernama Udin. Upaya pengiriman detonator itu digagalkan petugas Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, Rabu kemarin.
Baca Juga:
Meski menemukan rumah kosong, polisi masih terus menyelidiki kemungkinan rumah tersebut dijadikan sarana untuk mengelabui petugas, termasuk sosok yang disebut Udin. Suhadi mengimbau masyarakat terus meningkatkan daya cegah agar situasi keamanan dan ketertiban tetap kondusif serta masyarakat dapat menjalankan aktivitasnya dengan baik.
"Kewajiban warga melaporkan tamunya yang menginap 1 x 24 jam agar tetap dilaksanakan karena hal itu sesuai dengan peraturan daerah," katanya. Demikian juga kegiatan keamanan swakarsa agar terus digalakkan dalam rangka menjaga lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kerja tetap terjaga dengan baik.
Suhadi meminta warga yang mendapatkan barang dari jasa ekspedisi tapi merasa tidak mengenal pengirim dan memesan sesuatu tidak langsung menerimanya. Hal ini karena jaringan narkoba juga menggunakan modus operandi yang sama, yakni menggunakan alamat orang lain.
Bila perlu, tutur dia, ajak ketua RT untuk menyaksikan barang apa yang dikirim. Jangan sampai hanya karena kecerobohan dan ketidaktahuan dapat berakibat pada proses hukum bagi penerima paket tersebut. "Kalau ragu, lapor ke aparat Kepolisian setempat," tukasnya.
ASEANTY PAHLEVI